Bubarkan Diskusi HMI, PMII UIN Sunan Ampel Tuntut FPI Taubat
Surabaya – Aksi pembubaran forum diskusi di kantor HMI di Jalan Melayu, Pekanbaru, oleh Front Pembela Islam (FPI) pada Jumat 1 April 2016, malam lalu, memantik protes sejumlah pihak. Bahkan, FPI diminta untuk segera bertaubat.
Masodi, aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Surabaya mengaku gerah dengan ulah kelompok garis kerasa tersebut. “Selama ini, FPI sering berbuat yang meresahkan masyarakat,” tegasnya.
FPI beralasan bahwa pembubaran itu dilakukan karena pemateri menyebarkan aliran Syiah dalam diskusi yang digelar HMI dengan Batas Arus Pekanbaru dan Jaringan Filsafat Islam (Jakfi) Pekanbaru itu. Pembicara yang diundang adalah AF Safwan dari Yogyakarta. Safwan ini yang dianggap FPI sebagai penganut aliran Syiah.
Tiba-tiba datang sekira 50 orang dari FPI membubarkan acara tersebut. Tidak hanya membubarkan, mereka juga membawa paksa Safwan. Massa kemudian membawanya ke Kantor FPI Riau. Setelah itu esoknya Sabtu 2 April 2016, mereka memaksa pulang Safwan dengan membawanya ke Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru.
Menurut Masodi, sejak peristiwa itu, PMII bersama bebrapa organisasi mahasiswa telah mendiskusikan guna menyikapi aksi FPI tersebut. “Nanti kami akan mengambil sikap,” kata mantan ketua PMII Fakultas Ushuludin dan Filsafat UIN Sunan Ampel ini.
Ia berharap, kejadian tersebut tidak terulang kembali. Karena itu, ia menuntut agar pemerintah segera mengambil tindakan tegas terhadap FPI yang sering berbuat anarkis. “Ini tidak boleh didiamkan. Indonesia harus menjadi negara yang merdeka. Merdeka dari sikasaan orang lain. Baik siksaan fisik ataupun ideologi,” tandasnya. (jaz/onk)