Demo 4 November, PBNU: Jika Ada Atribut NU, Itu Bukan Warga NU

Jakarta – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) konsisten melarang warga NU untuk ikut aksi 4 November. Imbauan ini sebelumnya dilontarkan PBNU pada demo pertama 14 Oktober 2016 lalu terkait isu Basuki Tjahaja Purnama yang telah mengarah pada potensi perpecahan umat.

PBNU melarang penggunaan simbol-simbol NU untuk tujuan-tujuan di luar kepentingan sebagaimana menjadi keputusan jamiyyah NU,” tegas Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj saat menyampaikan seruan moral terkait aksi 4 November, Jumat, 28 Oktober 2016, lalu di PBNU Jakarta.

“Semua warga NU saya larang untuk mengikuti aksi 4 November. Jika ada yang membawa atribut NU, saya pastikan itu bukan NU. Karena NU sudah melarang,” tambah Pengasuh Pesantren Al-Tsaqafah Ciganjur Jakarta Selatan ini.

Namun, sebagai sebuah wadah aspirasi, Kiai Said sama sekali tidak melarang aksi tersebut asal dilaksanakan secara tidak anarkis dan mengumbar orasi-orasi yang dapat memicu perpecahan.

“Demonya tidak masalah, tetapi masyarakat dan pendemo jangan sampai terprovokasi,” jelasnya.

Terprovokasi yang Kiai Said maksud adalah umat Islam harus mewaspadai kelompok-kelompok yang berupaya memanfaatkan situasi ini untuk memecah belah keutuhan bangsa. Apalagi PBNU sendiri terus mendorong proses hukum dilaksanakan.

Meskipun melarang seluruh warga NU untuk mengikuti aksi, PBNU menyeru kepada seluruh pengurus NU dan warga NU untuk secara pro-aktif turut menenangkan situasi, menjaga agar suasana yang aman, dan damai tetap terpelihara dan tidak ikut-ikutan memperkeruh suasana dengan provokasi dan hasutan.

“Kepada para pihak yang hendak menyalurkan aspirasi dengan berunjuk rasa, PBNU mengimbau agar tetap menjaga akhlakul karimah dengan tetap menjaga ketertiban, menjaga kenyamanan lalu lintas dan dapat menjaga keamanan masyarakat demi keutuhan NKRI,” seru Kiai Said. (us/nuo)

Terkait

Nasional Lainnya

SantriNews Network