Dianaktirikan, Masyarakat Madura Gelar Istighatsah

Bangkalan – Masyarakat Madura merasa pemerintah abai terhadap nasib rakyatnya. Para elit penguasa dinilai hanya memikrikan kepentingan golongan atau kelompok tertentu.

Dengan kondisi tersebut, masyarakat Madura menggelar Istighatsah dan doa bersama di area Suramadu, tepatnya Desa Sekarbungoh, Kecamatan Labang, Bangkalan, Kamis, 19 Maret 2015. Doa bersama dengan tawasul kepada Sunan Cendana dan Syaichona Mohammad Kholil serta 41 Auliya itu dihadiri ribuan jamaah.

Saat ini masyarakat Madura menjerit karena sejumlah harga kebutuhan pokok tinggi. Tidak hanya itu, pemerintah juga berencana menaikkan tarif listrik. Namun, tidak diimbangi pertumbuhan ekonomi, khususnya di Kabupaten Bangkalan.

Pasca jembatan Suramadu beroperasi tidak ada pembangunan yang bisa menyerap tenaga kerja lokal untuk bekerja. Kini, masyarakat Madura sudah malas menyampaikan aspirasinya pada pimpinan.

Sebab, mereka beranggapan aspirasi dari masyarakat tidak akan didengar. Apalagi sampai direalisasikan dan dilaksanakan. Bahkan, masyarakat Madura terkesan dianaktirikan oleh pemerintah.

“Sekarang kami menggelar Madura Dzikir, Madura Berdoa. Kami langsung memohon pada yang punya dunia supaya masyarakat Madura sejahtera dan makmur,” kata Pengasuh Pondok Pesantren Albar Sukolilo, Labang, KH Moh Sholeh Umar.

Menurut Kiai Sholeh, pihaknya tidak meminta perhatian dari pemerintah untuk kesejahteraan masyarakat Madura, karena para pemimpin dinilai sudah tidak lagi memikirkan rakyat. Mereka terkesan hanya mengendepankan kepentingan golongan.

“Selama ini masyarakat menjerit karena carut maut hukum, politik dan ekonomi. Dengan adanya istighosah dan haul ini, kami berharap semoga doa ini diistijabah. Semoga pemimpin dapat hidayah dan memikirkan rakyat,” paparnya.

Kemudian pemimpin tidak hanya gonto-gontokan, sehingga tatanan ketimuran di seluruh lapisan masyarakat tetap terjaga. Pihaknya akan terus berdoa sampai Indonesia stabil, baik dibidang ekonomi, hukum dan politik.

“Karena selama ini hukum tajam ke bawah, tumpul ke atas. Seharusnya supremasi hukum ditegakkan, tidak boleh pandang bulu dalam menegakkan hukum. Selain itu, kami juga berdoa semoga pak Fuad (KH R Fuad Amin Imron) diberi keselamatan dan permasalahan yang sedang dihadapi segera selesai,” tandasnya. (ham/onk)

Terkait

Daerah Lainnya

SantriNews Network