Gubernur Soekarwo: Tirakat adalah Proses Perjuangan Kiai
Gubernur Jawa Timur Soekarwo (kedua dari kanan) saat ikut menshalati jenazah Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, almarhum KH Ahmad Idris Marzuki di Masjid Utama Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, Senin, 9 Juni 2014 (santrinews.com/antara)
Kediri – Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengapresiasi perjuangan para pendiri Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, dari semula kecil hingga menjadi salah satu pondok terbesar dengan jumlah santri sampai ribuan.
Hal itu diungkapkan Soekarwo saat menghadiri acara haul pendiri Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, KH Marzuqi Dahlan ke-39 dan 100 harinya KH Idris Marzuki di lokasi pondok, Senin 15 September 2014, malam.
“Proses perjuangan beliau luar biasa. Tirakatnya, ‘riyadhohnya’ adalah proses perjuangan,” katanya.
Ia juga mengatakan, KH Idris Marzuki termasuk salah satu ulama yang meneduhkan. Beliau juga sering menjadi rujukan untuk mengambil pertimbangan pemerintah.
Menurut dia, peran kiai juga tidak bisa dipisahkan dari masyarakat, sehingga dalam mengambil keputusan pun, seharusnya memang dipertimbangkan ke kiai, agar masyarakat pun juga bisa menjadi tenang. “Masyarakat menjadi ‘adem’,” katanya.
Ia juga ingat saat hendak membuat Peraturan Gubernur Jatim tentang larangan adanya ISIS, tepatnya Pergub Nomor 51 Tahun 2014 tentang Larangan Keberadaan ISIS di Jatim. Ia sebelumnya telah meminta pertimbangan para kiai sebelum memutuskan adanya Pergub tersebut.
Hal senada diungkapkan oleh Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf. Menurutnya, kiai merupakan salah satu tokoh yang patut dimintai nasihat, agar dalam mengambil keputusan bisa tepat.
“PP Lirboyo juga menjadi salah satu pondok rujukan. Walaupun saat ini pengasuh utama KH Idris Marzuki telah wafat, silaturahim akan tetap dijaga,” katanya. (hay)