Pemkab Sampang Fasilitasi Proses Rekonsiliasi Konflik Sunni-Syiah
Warga Syiah Sampang doa bersama (santrinews.com/istimewa)
Sampang – Pemerintah Kabupaten Sampang, pada Rabu, 28 Agustus mendatang, berencana akan mempertemukan penganut aliran Syiah di Desa Bluuran, Kecamatan Karang Penang, dan Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, dengan penganut aliran Sunni dalam rangka proses rekonsiliasi.
Warga Sunni berharap, dalam pertemuan tersebut dapat menemukan titik terang yang kongkrit dari Pemkab Sampang. Bahkan, warga juga berharap pemerintah sendiri bisa bertemu secara langsung dengan warga.
Ahsan Jamal, tokoh masyarakat Karang Penang, menjelaskan, sejak awal harapan warga Sunni agar warga Syiah yang saat ini sedang mengungsi di Sidoarjo bisa kembali ke kampung kelahirannya dengan syarat kembali ke ajaran Ahlusunnah waljamaah.
“Warga Sunni bisa menerima saudara kita asalkan seperti sediakala, yakni kembali ke ajaran yang benar,” ujarnya. Ini untuk menepis kabar bahwa warga Sunni tidak mau menerima warga Syiah.
Namun, Sekkab Sampang Puthut Budi Santoso justru mengaku belum mengetahui rencana pertemuan tersebut. Namun, ia menegaskan bahwa rekonsiliasi tersebut masih dalam proses yang sudah ditangani oleh tim. Ia juga menyampaikan dukungan agar permintaan warga tersebut segera bisa dilaksanakan.
“Rekonsiliasi itu kan untuk mencari kesepakatan dan pertimbangan secara matang antara kedua belah pihak yang bisa diterimanya,” kata pria yang juga tim rekonsiliasi kabupaten itu.
Sekadar diketahui, sebanyak 165 jiwa dari 53 kepala keluarga pengungsi Syiah asal Sampang, Madura dipindahkan ke Rumah Susun Puspa Agro di Kabupaten Sidoarjo, pada Kamis, 20 Juni 2013 lalu.
Mereka ditempatkan di Blok A dan B Rusun Puspa Agro milik Pemerintah Propinsi Jatim. Sebelumnya, selama 9 bulan mereka mengungsi di lapangan tenis indoor di GOR Sampang. Mereka terpaksa mengungsi setelah rumah di kampung halaman mereka dibakar massa yang tidak menerima keberadaan para pengikut Syiah. (hay)