Guru Ngaji Dapat Bantuan Insentif
Banyuwangi – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, memberikan bantuan sebesar Rp 15,2 miliar kepada siswa dan guru madrasah diniyah, serta insentif bagi guru mengaji.
“Selama ini gaji guru diniyah dan guru mengaji sangat kecil,” kata Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi, Sulihtiyono, di Banyuwangi, Selasa, 31 Desember 2013.
Bantuan bagi siswa sebesar Rp 2,3 miliar diberikan kepada 16.983 murid. Dana tersebut digunakan untuk meringankan beban biaya sekolah sebesar Rp 15 ribu per bulan tiap siswa madrasah diniyah awwaliyah.
Sedangkan siswa madrasah diniyah wustha mendapatkan Rp 25 ribu per orang tiap bulan. Bantuan untuk guru madrasah diniyah Rp 300 ribu per orang tiap bulan. Ada 1.990 guru yang menerima bantuan itu.
Madrasah diniyah dinilai sebagai lembaga pendidikan keagamaan klasikal jalur luar sekolah bagi murid sekolah umum. Madrasah diniyah mengikuti tingkatan pendidikan sekolah umum, yaitu madrasah diniyah awwaliyah untuk sekolah dasar, madrasah diniyah wustha untuk sekolah menengah pertama, dan madrasah diniyah ulya untuk murid sekolah menengah tas.
Menurut Sulihtiyono, madrasah diniyah selama ini belum tersentuh program bantuan operasional sekolah (BOS) dari pemerintah pusat. Gaji guru hanya mengandalkan sumbangan siswa, dengan besaran gaji Rp 100 ribu-300 ribu. “Bantuan ini kami alokasikan sejak 2011,” kata dia.
Alokasi tunjangan insentif bagi guru mengaji di taman pendidikan Al-Quran (TPQ) sebesar Rp 7,4 miliar. Sedikitnya 15 ribu guru TPQ menerima tunjangan Rp 500 ribu per orang.
Ketua Yayasan Pendidikan Muslimat Nahdlatul Ulama Nabawi—lembaga yang menaungi guru TPQ—Makmullah Harun mengapresiasi bantuan ini. Apalagi, selama ini banyak guru ngaji yang tak mendapatkan honor.
“Niat mereka untuk berdakwah,” katanya. Makmullah berharap guru ngaji semakin bersemangat mengajar setelah menerima insentif. (hay)