Hina Ulama Sepuh, Pelajar NU Desak Fadli Zon Minta Maaf Secara Terbuka

Aktivis IPNU dan IPPNU Kecamatan Rubaru, Sumenep (santrinews.com/bahri)
Sumenep – Puisi karya politisi Gerindra, Fadli Zon dinilai menghina kiai sepuh NU, KH Maimoen Zubair alias Mbah Moen. Reaksi pun bermunculan. Tak terkecuali dari pelajar NU. Pimpinan Anak Cabang (PAC) IPNU dan IPPNU Kecamatan Rubaru, Sumenep, Jawa Timur turut bereaksi dengan menyatakan sikap.
“Kami menuntut Pak Wakil DPR (Fadli Zon) itu untuk segera meminta maaf secara terbuka kepada Mbah Moen,” kata Ketua PAC IPNU Rubari, Zaiful Bahri, dalam pernyataan sikapnya, Jumat, 8 Februari 2019.
Baca: Anak Muda NU Jatim Desak Amien Rais Minta Maaf
Berikut puisi Fadli Zon:
DOA YANG DITUKAR
doa sakral
seenaknya kau begal
disulam tambal
tak punya moral
agama diobral
doa sakral
kenapa kau tukar
direvisi sang bandar
dibisiki kacung makelar
skenario berantakan bubar
pertunjukan dagelan vulgar
doa yang ditukar
bukan doa otentik
produk rezim intrik
penuh cara-cara licik
kau penguasa tengik.
Bahri berjanji akan mengumpulkan para pelajar di Sumenep untuk menuntut Fadli Zon berhenti dari jabatannya sebaagai Wakil Ketua DPR. “Sebab wakil rakyat harusnya memberi contoh dan harus bijaksana,” tegasnya.
Sikap pelajar NU Kecamata Rubaru ini merupakan hal wajar jika merasa tidak terima ketika Kiai Maimoen Zubair tengah dibilang penggundal dan pengobral Agama sebab Kiai Maimoen merupakan ulama sepuh yang menjadi panutan di NU.
Baca juga: Pelajar Jatim Desak Fahri Hamzah Minta Maaf
Bahri meyakini bahwa puisi Fadli Zon tersebut jelas ditujukan kepada Mbah Moen. Sebab, puisi tersebut terbit dua hari setelah video doa Mbah Moen viral di berbagai media.
Doa itu dibacakan Mbah Moen pada penutupan acara Sarang Berzikir untuk Indonesia Maju di Pondok Pesantren Al-Anwar, Rembang, Jawa Tengah, Jumat, 1 Februari 2019.
Sedang Fadli Zon menerbitkan puisi pada Ahad, 3 Februari 2019. Tiga hari menjelang video doa Mbah Moen menyebar luas.
“Tanpa etika Fadli Zon menghina seenaknya dengan menuduh seorang ulama yang alim sebagai pengobral agama,” ujarnya. (ari/onk)