ICMI: Aceh Harus Bangkit Jadi Produsen Halal

Meulaboh – Dewan Pakar Ikatan Cendikiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Pusat, Prof Teuku Abdullah Sany, mengatakan, angka kemiskinan dan pengangguran di Aceh masih tinggi.
“Saya beberapa hari ini masuk – keluar kampung, sedih saya melihat masih banyak orang miskin dengan rumah-rumah yang tidak layak huni,” kata Teuku Abdullah Sany dalam keterangan tertulisnya, Rabu 1 Januari 2020.
Hal itu disampaikan Profesor Teuku Abdullah Sany di acara diskusi Refreksi Akhir Tahun 2019 ICMI Orwil Aceh, Selasa 31 Desember 2019.
Diskusi ini dihadiri seratusan para cendekiawan muslim baik yang berasal dari Banda Aceh maupun daerah sekitarnya.
Tampak hadir dalam acara tersebut antara lain: Prof Yusni Sabi, Prof Syafei Ibrahim, Dr Taqwaddin, Dr Teuku Safir, Dr Sofyan Gani, Dr Bustami, Azwar Umri, Fauzi Umar, Tgk Jarimin, Teuku Kamaruzzaman, Syarifah Rahmatullah, dan Naimah Hasan.
Profesor Sany berharap agar ICMI Aceh tidak berdiam diri dan harus berperan aktif untuk ikut terlibat dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Menurut Guru besar Institut Teknologi Bandung (ITB) ini, Aceh harus bangkit melalui industri pertanian rakyat dan produksi makanan halal.
Ia berjanji akan membantu menghadirkan teknologi pertanian rakyat dan produksi makanan halal ke Aceh beserta ahlinya, agar dapat mendorong dan meningkatkan ekonomi masyarakat.
Segala sumberdaya yang ada di Aceh, menurut Teuku Abdullah Sany, saat ini dalam kualitas yang baik. Adanya fakta kemiskinan di Aceh, kata dia, sungguh sangat mengherankan sehingga harus ada intervensi inovasi teknologi untuk membangkitkan ekonomi Aceh.
Sementara itu, Ketua ICMI Aceh Prof Farid Wajdi, mengatakan keberadaan Aceh saat ini pada ranking terburuk intoleransi akan menimbulkan pengaruh di banyak sektor, termasuk bidang investasi, pariwisata, dan lain-lain.
Dia mengaku sependapat dengan Teuku Abdullah Sany yang menegaskan Aceh harus bangkit, harus maju dengan laju pertumbuhan ekonomi.
“Dengan kekayaan alam yang luar biasa dan keuangan Aceh yang demikian besar, maka Aceh harus maju. Pemerintah Aceh harus berupaya keras agar angka kemiskinan dapat dieliminasi serendah mungkin. Harus dibawah dua digit,” tegasnya. (shir/ant)