ISED Jatim Diskusikan Radikalisme Agama

Direktur ISED Jawa Timur, Miftahul Munir (berdiri) saat menyampaikan sambutan (dok/santrinews.com)

Surabaya – Jawa Timur ditengara menjadi salah satu embrio gerakan radikalisme agama dan terorisme di Tanah Air. Terbaru, gerakan kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (Islamic State of Iraq and Syria/ISIS).

Tercatat, setidaknya ada sekitar 200 orang sudah berangkat ke Suria bergabung dengan ISIS dan sedikit yang kembali ke Tanah Air. Mayoritas orang yang direkrut berasal dari Jawa Timur melalui seorang tokoh pergerakan Islam radikal.

Dalam upaya meminimalisasi gerakan itu, Institution of Social Economic and Democracy (ISED) Jawa Timur, Selasa, 23 September 2014, menggelar seminar kebangsaan bertajuk ‘Radikalisme Agama dan Globalisasi; Rekonstruksi Nasionalisme untuk Keutuhan NKRI’.

“Radikalisme dan globalisasi, ini dua hal berbeda. Tapi dua hal ini sama-sama bisa menjadi ancaman bagi keutuhan NKRI,” kata Direktur ISED Jatim, Miftahul Munir, saat memberi kata sambutan.

Menurut Miftah – sapaan akrab Miftahul Munir – di era sekarang masyarakat tidak bisa menghindar dari arus globalisasi. Sehingga perlu penyikapan secara arif. Sebab, bila tidak, maka globalisasi bisa mengikis rasa nasionalisme. Bila demikian, pelan tapi pasti NKRI akan ikut terancam.

Begitu juga gerakan radikalisme agama yang kerap berujung tindak kekerasan atau terorisme. “Forum ini diharapkan bisa menghasilkan sebuah rumusan penting dalam rangka mempersempit gerak laju radikalisme, terutama di kalangan pemuda,” tegasnya.

Hadir empat pembicara. Mereka adalah Tjahjo Widodo (Kabid Integrasi Bangsa Bakesbangpol Jatim), Adil Purnomo (Kabid IV/Terorisme Reskrimun Polda Jatim), Ali Hasan Siswanto (dosen Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Sunan Ampel), dan Ka’bil Mubarok (Ketua DKW Garda Bangsa Jatim).

Tampak hadir pula ketua dewan pembina ISED Jatim, Thariqul Haq. Bahkan, ketua Komisi E DPRD Jatim itu berkenan menyampaikan sambutan.

“Peserta seminar ini mayoritas dari mahasiswa. Ada juga dari organisasi pemuda,” kata ketua panitia, RPA Faqih Zamany. Seminar dipandu Ach Faidy Suja’ie, alumnus program pascasarjana ilmu sosial-politik Universitas Gajah Mada Yogyakarta. (her/ahay)

Terkait

Daerah Lainnya

SantriNews Network