Kader Muda NU Wajib Cinta Sastra
Sastrawan Madura Syaf Anton WR (tengah) berpose bersama kader Ansor Giligenting dan Fatayat NU, usai Sarasehan Sastra (santrinews.com/anam)
Sumenep – Salah satu kelebihan Nahdlatul Ulama (NU) ketimbang organisasi lainnya adalah kepeduliannya yang begitu tinggi terhadap sastra. Setidaknya itu terlihat dari karya-karya sastra para kiai, santri, dan kaum nahdliyin yang terus bergulir dari masa ke masa. Karenanya, pemuda NU wajib cinta sastra.
Penjabaran tersebut mengemuka dalam acara Serasehan Sastra yang diprakarsai Gerakan Pemuda (GP) Ansor Giligenting, Kabupaten Sumenep di Pendopo Kecamatan Giligenting, Ahad, 31 Juli 2016.
Sarasehan yang menghadirkan Sastrawan Madura Syaf Anton WR tersebut dihadiri Wakil Ketua MWCNU Giligenting Kiai Mahfud, para guru muda se-Giligenting, mahasiswa dari berbagai kampus yang masih ada di Giligenting, pengurus OSIS SMA sederajat, dan pengurus Fatayat NU Giligenting.
“Islam sangat peduli terhadap sastra. Sebagai generasi muda, kita harus mengenal budaya, seni, dan sastra. Karena semua itu bikin hidup kita indah,” terang Syaf Anton WR.
Syaf Anton WR juga mengetengahkan keharusan pemuda senang menulis. Karena dengan menulis, tambahnya, akan awet muda, terkenal, dan akan panjang umur.
“Jika kita ingin menjadi penulis, maka harus senang membaca. Membaca di sini bukan hanya membaca teks buku, tapi juga bisa situasi dan kondisi yang terdapat di sekeliling kita. Karenanya, jangan berhenti berkeasi jika kita tak ingin hidup sia-sia,” tukasnya.
Sementara itu, Ketua GP Ansor Giligenting Rudy Hartono menegaskan, acara tersebut dimaksudkan guna memperdalam dan mengenal budaya, kesenian, dan juga kesastraan. Di samping itu, supaya para pemuda NU lebih tertarik membaca dan berkarya.
Acara tersebut berlangsung lancar dan semua peserta aktif. Selain bertanya, peserta juga aktif menyampaikan ide beserta gagasannya terkait sastra. (anam/onk)