Kampus Pencetak Imam Masjid Resmi Berdiri di Surabaya
Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf saat meresmikan Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah dan Komunikasi Islam (STIDKI) Ar Rahmah Surabaya (santrinews.com/hady)
Surabaya – Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah dan Komunikasi Islam (STIDKI) Ar Rahmah, di Perak, Surabaya, diresmikan oleh Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf, Sabtu, 22 Agustus 2015.
Sejumlah tokoh hadir pada acara peresmian tersebut. Mereka antara lain Ketua Dewan Pembina STIDKI Ar Rahmah Muhammad Shaleh Drehem, Ketua/Rektor Ahmad Mudzoffar Jufri, Lc, MA, Rektor Unesa Prof Dr Warsono, MS, Pengurus PWNU Jatim Prof Dr M Ali Azis, Ketua Dewan Masjid Indonesia Jawa Timur Roziqi, dan praktisi media, beserta 200 lebih undangan lainnya.
Dalam sambutannya, Muhammad Shaleh Drehem mengatakan, pendirian STIDKI dilandasi cita-cita yang fokus untuk mencetak imam masjid pemimpin peradaban. “Alhamdulillah, sudah banyak kampus yang meluluskan ilmuwan, ahli tehnologi, profesional bisnis, politisi, guru, hingga selebriti. Tapi masih belum banyak, bahkan mungkin belum ada, kampus yang secara khusus ingin mencetak imam masjid yang profesional. Kami ingin STIDKI Ar Rahmah mengisi peluang dakwah ini,” ujarnya.
Menurut dia, lulusannya diharapkan memiliki tiga karakter mumpuni. Pertama, menjadi menjadi manajer dan pemimpin panutan umat. Kedua, seorang imam masjid dan da’i yang hafidz 30 juz Al Quran. Ketiga, seorang pendidik yang cakap mendakwahkan Islam dengan penguasaan ilmu syar’i yang mumpuni.
“Tiga karakter dasar yang diharapkan dimiliki para alumni ini, insyaAllah menjadi bekal bagi para imam masjid masa depan untuk membimbing masyarakat membangun peradaban berhias iman,” jelas Shaleh Drehem yang juga ketua Ikatan Dai Indonesia (IKADI) Jawa Timur.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf alias Gus Ipul, menyambut gembira kehadiran kampus yang berada di daerah sekitar Perak, Surabaya ini. “Kalau imam masjidnya profesional, punya bekal ilmu yang berkualitas, saya yakin masjid-masjid kita akan lebih semarak. Tidak lagi menjadi masjid yang banyak tutupnya daripada bukanya,” ujarnya.
Bahkan, lanjut Gus Ipul, masjid akan bisa menjadi basis utama pemberdayaan masyarakat. “Saya pernah ke beberapa negara di Amerika, Eropa, hingga Timur Tengah. Masjidnya sudah dikelola dengan sangat baik. Bahkan ada masjid yang jadi sarana rekreasi ruhani yang memberi inspirasi,” tandasnya.
STIDKI Ar Rahmah tahun ini telah menerima 30 mahasiswa angkatan pertama. Mereka berasal dari 12 propinsi se Indonesia. Karena target yang hendak dicapai termasuk berat, pengurus STIDKI Ar Rahmah mendidik mereka dengan model boarding (asrama).
“Dengan target hafal 30 juz, punya ledership dan manajerial bagus, juga menguasai ilmu syariah yang baik, tentu lebih bagus bila ditempuh dengan model asrama,” kata Ahmad Mudzoffar Jufri, Ketua STIDKI Ar Rahmah.
Kampus yang menyatu dengan Masjid Ar Rahmah ini menanggung semua biaya kuliah dan biaya hidup seluruh mahasiswanya selama 4 tahun masa perkuliahan. “Dengan demikian kami harap mahasiswa fokus belajar. Orang tua di rumah fokus mendoakan. Dan kami para pendidik yang fokus mendidik mereka dengan baik. Semoga cita-cita mulia ini mendapat dukungan dari masyarakat dan dilimpahi kemudahan oleh Allah,” harapnya. (jaz/onk)