KH Nuruddin Musyiri: Berdzikir, Lalu Berbaring dan Wafat

ProbolinggoInnalillah wa inna ilaihi rajiun. Para santri dan umat Islam berduka. Pengasuh Pesantren Nurul Qodim Desa Kalikajar Kulon, Paiton, Probolinggo, Jawa Timur, KH Nuruddin Musyiri, wafat. Kiai Nuruddin wafat setelah berdzikir.

KH Nuruddin Musyiri wafat pada Selasa, 30 Desember 2014, sekitar pukul 03.00 WIB, dalam usia 80 tahun.

Padahal sebelumnya beliau dalam keadaan sehat. Sekitar pukul 02.00 WIB, beliau hanya mengeluh sakit perut. Sehingga beliau langsung berdzikir di ruang tamu.

“Beliau sehat. Pukul 02.00 WIB, tiba-tiba merasa sakit perut. Tetapi beliau langsung duduk di ruang tamu berdzikir. Karena kebiasaan beliau, kalau sakit langsung dibawa berdzikir,” kata Kiai Abdul Hadi Nur, putra keempat almarhum.

Ia menceritakan, setelah sekitar setengah jam berdzikir almarhum meminta diantarkan ke kamar. Tidak lama kemudian, Kiai Nuruddin berbaring dan langsung wafat.

“Beliau sering berkata tidak ingin merepotkan orang lain saat wafat. Ternyata keinginannya terbukti, tidak sakit sebelumnya, beliau wafat setelah berdzikir,” ujarnya.

Kiai Nuruddin meninggalkan 6 anak dari pernikahan dengan Almarhumah Nyai Hj Salamah yang wafat 2 tahun lalu. Tidak hanya itu, almarhum juga meninggalkan pesantren beserta ribuan santri.

Setelah disemayamkan dan dishalatkan di masjid lingkungan pesantren, jenazah almarhum dimakamkan sekitar pukul 11.00 WIB di pemakaman keluarga pesantren.

Di mata keluarga dan para santri, kata Hadi, almarhum adalah kiai yang istiqomah dan gigih dalam memperjuangkan agama Islam. Beliau juga selalu ikhlas. “Semua yang dikerjakan menjadi tauladan bagi keluarga dan para santri,” pungkasnya. (hay/nuo)

Terkait

Daerah Lainnya

SantriNews Network