Kiat Gemas Jatim Tumbuhkan Jiwa Nasionalisme Anak Muda

Direktur Gerakan Madura Bersatu Rosihana Jauhari (kiri) bersama Suyono (Abdul Hady JM/SantriNews.com)
Sidoarjo – Direktur Gerakan Madura Bersatu (Gemas) Jawa Timur, Rosihana Jauhari memberikan kiat mudah dalam upaya menumbuhkan jiwa nasionalisme di kalangan anak muda. Menurutnya, salah satunya menyediakan sekolah yang berbasis kebutuhan masyarakat lokal.
“Misalnya, kalau di Madura harus didirikan SMK jurusan kelautan, jurusan pertanian, jurusan lahan kering, dan lain-lain,” kata Rosihana di sela sela seminar kebangsaan bertajuk “Semangat Nasionalisme dan Pembangunan Kesejehateraan Masyarakat” di aula gedung LP Maarif Jawa Timur, di Sidoarjo, Rabu 15 Oktober.
Jurusan tersebut, kata Rosihana, sesuai dengan kebutuhan masyarakat Madura. Ia mengaku heran, selama ini pemerintah dalam mendirikan SMK, misalnya di Madura tidak memperhatikan kearifan lokal, bertolakberlakang dengan kebutuhan masyarakat lokal Madura. “Kenapa SMK di Sampang dan Madura pada umumnya lebih berorientasi pada teknologi, mesin, elektro?” katan pria kelahiran Sampang ini dengan nada heran.
Akibatnya, kata dia, kelak bila lulus mereka akan cari kerja di luar Madura, sehingga kekayaan alam yang cukup melimpah di Madura tetap tidak dapat dikelola dengan baik. Madura pun tetap tertinggal. “Kalau begini, kita susah menumbuhkan nasionalisme. Pemerintah tidak memperhatikan kearifan lokal,” tukasnya.
Ia menambahkan, selama ini kebijakan pemerintah justru mengkerdilkan potensi alam dan masyarakat lokal. Misalnya garam. Sebagai salah satu kekayaan alam, garam tidak menjadi sumber ekonomi bagi masyarakat Madura. Hal ini akibat dari kebijakan pemerintah yang tidak memperhatikan potensi lokal.
“Pemerintah justru lebih suka garam impor dari asing, terutama dari India dan Australia. Padahal komsumsi garam nasional 70 persen dari Madura,” bebernya.
Akibat lebih jauh, kata dia, rasa nasionalisme masyarakat terkubur dengan sendirinya. Sebab, masyarakat dipaksa lebih senang pada produk-produk asing. “Nasionalisme dengan sendirinya akan muncul bila merasa masyarakat lebih senang pada produk dalam negeri,” tegasnya.
Rosihana berharap mahasiswa untuk ikut terus mendorong agar pemerintah membuat kebijakan yang lebih berpihak serta mengutamakan produk dalam negeri. Dengan sendirinya nanti masyarakat lebih senang pada produk sendiri, dan kita tidak menjadi asing di negera kita sendiri,” tandasnya.
Seminar kebangsaan yang diselenggarakan oleh Gemas Jatim tersebut menghadirkan tiga narasumber. Yakni Moch Eksan (anggota DPRD Jatim), Tjahjo Widodo (Kabid Integrasi Bangsa Bakesbangpol Jatim), dan Suyono (mantan aktivis mahasiswa ’98). (ahay)