Langkah NU Jatim Menyemai Ajaran Aswaja dan Komitmen Cinta NKRI di Kampus

Suasana FGD Pendidikan yang digelar PWNU Jawa Timur, Jumat, 11 Maret 2022 (santrinews.com/istimewa)
Surabaya – Katib Syuriah PWNU Jawa Timur KH Syafrudin Syarif mengungkapkan bahwa belakangan ada fakta sekelompok orang di salah satu perguruan tinggi berani mendeklarasikan diri mendukung ide khilafah, yang justru bertentangan dengan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang diperjuangkan NU.
“Fakta itu cukup memprihatinkan kita. Tapi, kita tidak boleh berhenti dalam menyemaikan nilai ajaran Ahlussunnah Waljamaah di kampus-kampus dan perguruan tinggi, agar para mahasiswa dan kalangan akademisinya, tetap komitmen mencintai NKRI,” tuturnya.
Kiai Syafrudin mengungkapkan hal tersebut dalam Focus Discussion Grup (FGD) Pendidikan yang digelar PWNU Jawa Timur dalam rangkaian Peringatan Harlah ke-99 NU, Jumat, 11 Maret 2022.
FGD Pendidikan PWNU Jatim ini diikuti sejumlah akademisi, terkait penyelenggaraan beasiswa santri yang diinisiasi PWNU Jatim sejak tiga tahun lalu dan diteruskan di masa-masa ke depan. Sejumlah perwakilan perguruan tinggi hadir, yang sebelumnya telah menandatangani kerja sama dalam pelaksanaan beasiswa perguruan tinggi.
Lima perguruan tinggi tersebut, adalah Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Universitas Islam Malang (Unisma), Universits Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur, Universitas Trunojo Madura (UTM) Madura, dan Institute Teknologi Sepuluh November (ITS).
Selain KH Syafruddin Syarif, FGD Pendidikan ini juga dihadiri Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar, Wakil Rais Syuriah PWNU Jatim Prof KH Ali Maschan Moesa, dan Rais PBNU Prof KH Abdul A’la Basyir, serta dipandu Sekretaris PWNU Jatim Dr Hasan Ubaidillah.
Menurut Kiai Syafrudin, dengan pemberian beasiswa yang diadakan PWNU Jatim kerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi dimaksud, akan memberikan penguatan terhadap nilai-nilai Islam yang diajarkan para pendiri NU, untuk mencintai tanah air, mencintai NKRI.
Sementara KH Ali Maschan Moesa mengingatkan agar umat Islam dan kaum santri mewarisi pesan penting pendiri NU, KH Hasyim Asy’ari untuk mencintai ilmu dan mengamalkannya untuk kepentingan kejayaan Islam.
Dalam Qonun Asasi Nahdlatul Ulama, kata Kiai Ali Maschan, Hadlratussyaikh Kiai Hasyim Asy’ari memberikan dua pesan khusus.
“Kiai Hasyim Asy’ari mendirikan NU agar para ulama Ahlussunnah Waljamaah bersatu dalam wadah organisasi. Jadi, menekankan agar ulama bersatu. Yang kedua, dengan organisasi NU agar umat Islam hubbul ‘Ilm (mencintai ilmu). Artinya, ya mengajarkan kita agar terus belajar, membaca dan mengkaji terus-menerus. Itulah literasi yang dimaksudkan NU,” ujarnya. (red)