Masa Depan Bangsa Ditentukan Kiprah IPNU Saat Ini
Ema Umiyyatul Chusnah di kantor PC Fatayat NU Jombang. (santrinews.com/nabil)
Jombang — Bagaimana potret bangsa ini dalam kurun waktu lima, sepuluh bahkan dua puluh lima tahun mendatang sangat ditentukan dari kiprah para pelajar saat ini. Karenanya Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama atau IPNU memiliki tanggungjawab besar dalam menentukan masa depan bangsa.
“Saat di pesantren, kita selalu diingatkan bahwa pemuda hari ini, pemimpin masa depan,” kata Ema Umiyyatul Chusnah, Rabu, 24 Februari 2016. Baginya, hal tersebut sangat relevan saat membincang kiprah IPNU yang hari ini memasuki usia yang ke-62 tahun.
“Tantangan perkumpulan kalangan terpelajar ini semakin berat seiring dengan kian banyaknya problematika remaja dan pelajar di sekeliling mereka,” kata Ketua PC Fatayat NU Jombang Jawa Timur ini.
“Oleh sebab itu tidak ada pilihan bagi IPNU kecuali terus belajar dan mengurai persoalan tersebut demi eksistensinya di masyarakat, serta sumbangsihnya bagi agama, bangsa dan negera,” kata Ning Ema, sapaan akrabnya.
Bagi Ketua Fraksi Partai Persatuan Pembangunan Jombang ini, keberadaan IPNU harus menjadi garansi bagi ketersediaan penerus perjuangan NU di masa depan. “Inilah tugas berat yang diemban IPNU saat ini,” kata Ning Ema.
Bahkan untuk jangkauan yang lebih luas, keberadaannya harus bisa menjamin bagi ketersediaan para tenaga profesional dengan dilandasi pemahaman keagamaan yang diwariskan para pendiri.
Salah seorang pimpinan di Pondok Pesantren Bahrul “˜Ulum Tambakberas ini menandaskan betapa kebutuhan akan generasi penerus bangsa dengan karakter NU sangat tinggi. “Kalau berbicara keahlian, kemungkinan besar sejumlah lembaga pendidikan bisa menyediakan,” kata Ketua Fraksi Partai Persatuan Pembangunan Jombang ini.
Namun anak muda yang memiliki komitmen kepada keislaman dan kebangsaan, stoknya tentu tidak akan banyak. “Padahal generasi seperti inilah yang sangat dibutuhkan bangsa di masa mendatang,” katanya.
Karenanya, keberadaan IPNU maupun IPPNU harus terus didampingi agar terus menjadi tempat berhimpun dan bergerak para generasi muda harapan. “Pelajar di manapun harus semakin nyaman dan terayomi di IPNU, bukan malah sebaliknya,” katanya.
Demikian juga lembaga pendidikan Islam termasuk yang dikelola beberapa pesantren harus semakin percaya dengan IPNU. “Bagaimana mungkin kita berharap akan lahirnya pelajar harapan kalau para santri tidak dikenalkan sejak dini dengan IPNU,” ungkapnya.
Kendati demikian, peluang dan kepercayaan tersebut juga harus dijawab oleh IPNU dengan prestasi. “Jangan berharap akan ada kepercayaan, kalau internal IPNU sendiri gagal melakukan pembinaan secara intensif,” tegasnya.
Justru kepercayaan yang diberikan lembaga pendidikan dan pesantren bagi terbentuknya IPNU dan IPPNU hendaknya dijawab dengan keseriusan dalam menata diri.
Ning Ema juga tidak menampik bahwa tempaan selama di IPNU dan IPPNU akhirnya mampu mengantarkan para orang penting di negeri ini. Para wakil rakyat, kepala daerah, hingga pejabat publik lain tidak sedikit yang dibesarkan IPNU dan IPPNU.
“Karenanya tidak berlebihan dan sangat proposional kalau dikatakan bahwa masa depan bangsa ditentukan kiprah IPNU saat ini,” katanya mengakhiri perbincangan. (nabil/hay)