PCNU Lamongan Kaji Pemikiran KH Saifuddin Zuhri dengan Bedah Buku

Dari Kiri-Kanan: W Eka Wahyudi, Rijal Mumazziq Zionis, dan Choirul Mahfud, di acara bedah buku “Mendidik Kader Bangsa Nasionalis-Religius: Buah Pemikiran Prof. KH Saifuddin Zuhri†di MAN 1 Lamongan (santrinews.com/rofii)
Lamongan – Dalam rangka melaksanakan amanah organisasi, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Lamongan akan menyelenggarakan pelantikan Pondok Pesantren Darul Mustagitsin, Rabu besok, 23 Januari 2019.
Guna menyambut gawe besar tersebut, PCNU Lamongan menggelar agenda pra pelantikan, diantaranya bedah buku yang digelar di AULA MAN 1 Lamongan, pada Ahad, 20 Januari 2019.
Buku yang dibedah adalah karya W Eka Wahyudi yang juga ketua Lakpesdam NU Lamongan dengan judul “Mendidik Kader Bangsa Nasionalis-Religius: Buah Pemikiran Prof. KH Saifuddin Zuhri tentang Islam, Pendidikan dan Nasionalisme”.
Acara tersebut dihadiri langsung oleh Ketua Katib Syuriah PCNU Lamongan Gus Syahrul Munir, Ketua PCNU Lamongan Dr Supandi Awaludin beserta jajaran dan perangkat organisasinya: IPNU-IPPNU, PMII, Ansor, Fatayat, Muslimt dan Banser serta mahasiswa di sekitar Lamongan.
Pembanding dalam bedah buku ini adalah Rijal Mumazziq Zionis (Rektor INAIFAS Jember) dan Choirul Mahfud (Associate Profesor bidang Islamic Studies ITS Surabaya).
Kegiatan yang menganggat tema “Mengokohkan Spirit Kebangsaan dalam Bingkai Nilai-Nilai Keislaman” ini, diawali dengan paparan Eka selaku penulis buku. Eka menjelaskan, spirit nasionalisme salah satunya dapat dimanifestasikan dengan mengapresiasi kebudayaan.
Rijal selaku pembanding menegaskan bahwa kelompok radikal tidak memiliki nasionalisme. Karena itu, mereka sangat enteng saja jika negara ini hancur, bisa pindah ke negara lain.
“Maka dari itu penting bagi kita menyadari sebagaimana dawuh Kiai Wahid Hasyim, bahwa kita ini orang Indonesia yang beragama Islam, bukan orang Islam yang kebetulan tinggal di Indonesia” ujarnya.
Pembanding kedua, Choirul Mahfud memaparkan bahwa buku karya Eka ini mengajak kita memiliki semangat belajar kapanpun, dimanapun dan kepada siapapun. Salah satunya melalui sosok Kiai Saifuddin yang ditulis dalam buku ini. (rofii/onk)