Rumah Klasika Lampung Kaji Pemikiran Gus Dur

Lampung – Dalam serangkaian agenda peringatan Haul ke-8 Gus Dur, Rumah Ideologi Klasika Lampung kembali menggelar dialog bertema pluralisme, Sabtu, 6 Januari 2018. Tujuannya menumbuhkan ‘kesadaran beragama’ yang semakin memudar.
Rumah Klasika akan menghadirkan Alissa Wahid, putri sulung Gus Dur yang sekaligus Ketua Jaringan Gusdurian. Alissa Wahid akan mengurai tema mendasar Dialog Klasika yaitu Menanam dan Menjaga Toleransi Antarumat Beragama.
Pendiri rumah Ideologi Klasika, Chepry Chaeruman Hutabarat menjelaskan bahwa ‘kesadaran beragama’ umat samakin hari semakin menipis.
Terbukti misalnya dengan semakin merebaknya gejala saling menyalahkan yang lain di tengah masyarakat saat menghadapi perbedaan pemahaman dan tafsir tentang agama.
Padahal, menurut dia, agama sejatinya membawa misi kemanusiaan universal sebagaimana yang selalu diwartakan oleh guru bangsa kita, Gus Dur.
“Dengan beragama seseorang harus saling mencintai dan menyayangi tanpa mengenal suku, ras, antar golongan, terlebih karena perbedaan agama dan kepercayaan,” kata Chepry.
Salah satu output yang diharapkan dari sesi dialog yaitu memberikan pemahaman tentang pluralisme dan bagaimana merawat pluralisme di tengah kaum mahasiswa dan intelektual Lampung, serta masyarakat luas pada umumnya.
“Sosok Gus Dur selalu melihat setiap orang dengan kemerdekaannya dalam memilih agama, ia melihat yang lain dengan keberlainannya,” lanjutnya.
Krisis membaca, krisis berpikir, krisis diskusi menjadi alasan lain mengapa pendekatan dialog dipilih.
“Santai namun tetap aktif menjadi modal dasar untuk menjamin tercapainya target dialog,” tukasnya.
Acara ini akan dimoderatori oleh Ahmad Syarifudin, Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Raden Intan Lampung. Dialog akan berlangsung mulai pukul 11.00-16.00 WIB.
Een Riansah selaku penanggung jawab kegiatan Haul Gusdur ke-8 berharap mahasiswa dan kelompok intelektual dapat hadir dalam acara tersebut.
“Kami mengundang mahasiswa dan kelompok intelektual untuk hadir meramaikan dialog tersebut, semua gratis dan insya allah menggembirakan,” kata Een.
Sebelumnya Rumah Klasika telah menggelar diskusi bersama penulis dan aktivis NU, Nur Kholik Ridwan dan intelektual NU Ahmad Baso. (*)