PMII Unisma Sikapi Kritis Ultimatum PBNU

Malang – Pengurus Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PK PMII) Universitas Islam Malang (Unisma), Selasa 7 April 2015 menggelar diskusi guna menyikapi ultimatum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang meminta PMII kembali menjadi badan otonom (Banom) NU.
Diskusi diikuti 55 anggota dan kader PMII Unisma. Para peserta tampak sangat antusias. “Diskusi berawal dari kegelisahan atas ultimatum PBNU tersebut,” kata Ketua PK PMII Unisma, Hasbullah.
Untuk menjawab kegelisahan kader tersebut, kata Hasbullah, PMII Unisma harus sigab memberikan jawaban dengan menghadirkan narasumber yang memahami sejarah serta perkembangan PMII.
Hadir sebagai narasumber, adalah Fauzan Alfaz (Penulis buku ‘Simpul-simpul Sejarah Perjuangan PMII), Gus Nuruddin (Alumni PMII Unisma), dan Umar Hayyan (Ketua Mabincab PC PMII Kota Malang).
Usai diskusi dilanjutkan dengan pernyataan sikap. Salah seorang kader PMII yang berasal dari NTB mengatakan jika PMII menjadi banom NU maka dia akan keluar dari PMII dan itu diamini oleh seluruh peserta yang hadir dalam diskusi tersebut.
Kesimpulan dari diskusi tersebut bahwa PMII Unisma dengan para narasumber yang hadir menyatakan dengan tegas dan lantang bahwa menolak PMII kembali menjadi banom NU
“Sekarang adalah zaman keemasan PMII, jika NU meminta PMII menjadi banom NU itu hanya kepentingan para elit pengurus struktural NU dan akan memberikan dampak yang sangat merugikan bagi perkembangan PMII kedepan,” tegasnya penuh semangat.
Salah satu hasil Musyawarah Nasional Ulama Nahdlatul Ulama (Munas NU) pada tanggal 14 November 2014, PBNU mengeluarkan ultimatum agar PMII kembali menjadi banom NU. Jika tidak, maka pada Muktamar ke-33 NU awal Agustus 2015 mendatang PBNU akan membentuk banom baru untuk mewadahi mahasiswa NU di kampus. (mad/onk)