Kasus Penyadapan
Ansor Jatim Ultimatum Australia Segera Minta Maaf

Aktivis Gerakan Pemuda Ansor Jawa Timur menandatangi spanduk berisi petisi 'Ganyang Australia'. (dok/santrinews.com)
Tulungagung – Gerakan Pemuda Ansor Jawa Timur, Sabtu, 23 Novem ber 2013 mengeluarkan petisi berupa seruan ‘ganyang’ Australia. Pemerintah Indonesia diminta agar segera memutuskan hubungan diplomatik dengan Australia.
“Kami atas nama GP Ansor maupun Banser Jatim meminta agar pemerintah segera melakukan pemutusan hubungan diplomatik dengan Australia,” kata Ketua GP Ansor Jatim, Alfa Isnaini.
Petisi dikeluarkan dalam acara Rapat Pimpinan Wilayah Ansor Jawa Timur bersama Pimpinan Cabang Ansor se Jatim, di aula Kampus IAIN Tulungagung.
Ada tiga poin dalam petisi untuk menyikapi kasus penyadapan yang dilakukan Australia kepada Presiden RI Sosilo Bambang Yudhoyono dan sejumlah menteri tersebut.
Pertama, mendesak Perdana Menteri Australia meminta maaf kepada bangsa Indonesia. Kedua, meminta Presiden SBY untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Australia. Ketiga, menyerukan kepada seluruh komponen bangsa untuk bersatu padu membela NKRI.
“Petisi ini merupakan sikap formal GP Ansor wilayah dan seluruh cabang di Jawa Timur,” kata Alfa Isnaini, usai membacakan petisi.
Usai dibacakan, jajaran pengurus dan perwakilan GP Ansor dari 38 kabupaten/kota se Jatim, serta civitas akademika IAIN Tulungagung membubuhkan tanda tangan di atas spanduk yang berisi petisi tersebut, kemudian dibawa keluar kampus dan dibentangkan dipinggir jalan.
Tanda tangan bersama itu sebagai bukti bahwa Ansor sangat serius membela martabat Negara Kesatuan Republik Indonesia. “Petisi dengan tandatangan seluruh pimpinan Ansor Jawa Timur ini akan kita kirimkan ke pemerintah pusat,” tegasnya.
Alfa menegaskan, kasus penyadapan itu tidak hanya menyakiti Presiden SBY. Aksi memata-matai pembicaraan Presiden, termasuk Wakil Presiden Boediono, ibu negara Ani Yudhoyono dan sejumlah menteri, juga telah menyakiti seluruh rakyat Indonesia.
Karena itu, Alfa mendesak Presiden SBY agar mengambil sikap untuk memutuskan hubungan diplomatik yang selama ini terjalin hangat dengan Australia. Sejauh ini, kerjasama, misalnya di bidang ekonomi antara RI-Australia, menurut Alfa, lebih banyak menguntungkan negeri Kanguru tersebut.
“Sebab ditinjau dari sisi apapun, hubungan itu hanya menguntungkan pihak Australia. Sedangkan kita selalu berada di pihak yang dirugikan,” tegas Alfa Isnaini.
Dia mencontohkan peternakan sapi di Jawa Timur. Dengan banyaknya jenis sapi Australia, mengakibatkan perdagangan sapi didominasi dari Negeri Kanguru itu. Sementara para peternak sapi lokal dirugikan.
“Ini satu contoh perdagangan sapi. Belum yang lain-lainya,” kata Alfa, seraya menyerukan agar seluruh anggota Ansor, untuk merapatkan barisan melawan arogansi Australia.
“Kami juga menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk bersatu-padu menjaga keutuhan NKRI,” imbuhnya.
“Ganyang Australia,” teriak M Muhri Zain, ketua PC GP Ansor Kabupaten Sumenep, usai menandatangi petisi. Menurut dia, Australia telah berani menginjak-injak mertabat dan kedaulatan bangsa Indonesia. “Australia harus diberi pelajaran. Lawan,” tukasnya. (rus/ahay)