PWNU Jatim-Gubernur Khofifah Kini Kompak Bersatu Demi Umat

SURABAYA, SantriNews – Di luar masalah akidah, sikap Nahdlatul Ulama (NU) selalu luwes, lentur dan dinamis. Contoh teranyar, kontestasi politik saat Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur 2018 lalu. Semula memanas, mengental, mengeras, lalu membeku. Kini kembali mencair.

“Ulama kompak, NU kompak, pejabat kompak, rakyat juga tetap kompak. Jatim satu. Pokoknya tetap jadi satu. Jangan ada Jatim yang macam-macam,” kata Ketua PWNU Jawa Timur KH Marzuki Mustamar.

Hal itu disampaikan Kiai Marzuki saat menerima kunjungan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di kantor PWNU Jatim, Jalan Masjid Al Akbar Timur 9 Surabaya, Senin sore, 25 Februari 2019.

Hubungan kiai struktural PWNU Jawa Timur dengan Ketua Umum Muslimat NU Khofifah semula sempat kurang harmonis. Kini mulai membaik. Kompak bersatu demi Jatim Sejahtera.

Kunjungan Khofifah ini merupakan kali pertama sejak dilantik sebagai Gubernur Jatim. Menjadi penanda babak baru hubungan Khofifah dengan elit struktural PWNU Jatim.

Khofifah datang ditemai Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak dan istrinya, Arumi Bachsin serta Juru Bicara Khofifah-Emil di Pilgub Jatim 2018, KH Zahrul Azhar As’ad alias Gus Hans.

Pertemuan kali ini lebih istimewa dan kompak. Sebab, seluruh pengurus PWNU terlihat komplit, baik syuriyah maupun tanfidziyah.

Hubungan kurang harmonis bermula saat Khofifah maju di Pilgub Jatim berpasangan dengan Emil Dardak dan berhadapan dengan Saifullah Yusuf (Gus Ipul) yang didukung penuh sejumlah elit kiai struktural PWNU Jatim. Sementara Khofifah dibackup total oleh Muslimat NU.

Disharmoni itu semakin kentara dan mengental setelah rencana Khofifah bersilaturahmi ke kantor PWNU Jatim ditolak. Bahkan, pengurus Muslimat NU Jatim dipanggil secara khusus oleh PWNU untuk mempertanyakan sikap politiknya. Padahal, Khofifah dan Gus Ipul sama-sama kader terbaik NU.

Ketua PWNU Jatim kala itu KH M Hasan Mutawakkil Alallah hingga harus turun gelanggang mengkordinir para kiai di beberapa daerah dan membaitnya untuk memenangkan pasangan Gus Ipul-Puti Guntur Putri. Jajaran elit struktural harian hingga badan otonom di lingkungan PWNU dikerahkan.

Pilgub telah selesai. Khofifah terpilih sebagai gubenur, mengalahkan Gus Ipul. Disharmoni keduanya pun berakhir dalam pertemuan ini.

KH Marzuki Mustamar pun mengakui hal itu. Karena itu, pihaknya bersyukur dengan pertemuan tersebut. Baginya, pertemuan dengan Khofifah menjadi bukti bahwa Jatim tetap bersatu.

“Pertemuan ini mengonkretkan Jatim tetap jadi satu. Namanya ada proses politik, pilgub macam-macam. Khawatir ada friksi macam-macam,” tegasnya.

Menurut Kiai Marzuki, pertemuan tersebut menegaskan adanya kekompakan antara ulama dan umaro. Terutama dalam membangun Jatim menjadi lebih baik. “Ulamanya kompak, pejabatnya kompak, rakyatnya juga harus kompak. Pokoknya Jatim tetap satu,” ujanya.

Pilgub sudah berlalu. Kini, Khofifah dan Emil sudah resmi menjabat Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim. Pertemuan Khofifah dengan PWNU Jatim itu pun mengakhiri ketegangan keduanya.

Mereka kompak. Saling mendukung demi kemaslahatan umat. Masyarakat Jatim tetap bersatu. Tidak ada lagi friksi. “Pertemuan ini mengonkretkan Jatim tetap jadi satu,” kata KH Marzuki Mustamar. “Pokoknya Jatim tetap satu.” (hay)

Terkait

Daerah Lainnya

SantriNews Network