Santri Annuqayah Ungkap 10 Kelebihan Desa Teladan

Arief Al Miftah (santrinews.com/anam)

Pamekasan – Salah seorang santri Pesantren Annuqayah, Guluk-Guluk, Sumenep, Arief Al Miftah, menemukan desa teladan selama sebulan menjalani kuliah kerja nyata (KKN) di Kabupaten Pamekasan. Mahasiswa Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (Instika) tersebut menjalani KKN selam sebulan yang berakhir Ahad, 7 Februari 2016.

Menurutnya, terdapat beberapa program dan tata kelola yang patut dicontoh oleh aparatur desa yang masih mengalami stagnasi dalam menjalankan program kerjanya.

Itu berdasarkan pengamatannya di Desa Lembung, Kecamatan Galis, Kabupaten Pamekasan. “Setidaknya terdapat 10 kelebihan Desa Lembung,” ujarnya.

Pertama, terang Arief, di Desa Lembung, piket penjagaan balai desa aktif tiap hari, kecuali Minggu. Petugas baru bisa pulang pada pukul 12.00 WIB. Kedua, pamong/aparatur desa diberikan uang insentif tiap 3 bulan sekali sebesar 2.800.000.  Aparatur juga difasilitasi seragam dinas dan seragam olahraga.

Ketiga, setiap seminggu sekali, semua aparatur melakukan kerja bakti, bekerja sama dengan warga setempat. Tak terkecuali kepala desa beserta sekdesya.

“Keempat, setiap ada warga yang meninggal dunia, terdapat uang santunan dari desa. Selanjutna, setiap ada warga yang sakit, desa menyediakan mobil untuk transportasinya ke puskesmas atau rumah sakit. Dan kepala desa juga ikut membantu mengurusi administrasi dan pembiayaannya,” papar Arief.

Keenam, setiap malam Jumat, di berbagai dusun ada kompolan tahlilan. Dan itu masih dalam koordinasi desa dengan menfungsikan kepala dusun.

Ketujuh, aparatur desa dipilih berdasarkan kualitas, bukan hanya integritas dan insentabilitas. Meskipun ketika pemilihan kepala desa (pilkades), dia di pihak lawan. Kalau dia berkualitas, tetap akan dipilih. “Lawan bisa menjadi kawan. Tak ada konsep blater di desa Lembung,” tekannya.

Kelebihan yang kedelapan, setiap perencanaan pembangunan desa, aparatur tak semena bermusyawarah sendiri, tapi juga mengundang tokoh masyarakat, kader muda, dan berbagai lapisan di masyarakat. Ini sebagai upaya untuk menjaga dan cek and balencing masyarakat tetap kentara.

Sembilan, koordinasi dari masyarakat, kepala dusun, kaur, sekdes, dan kades, sangat solid. Manajemen komunikasinya juga sangat bagus.

Terakhir, kegiatan PKK (pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga) rutin terlaksana sekali dalam seminggu. Rangkaian kegiatannya beragam, mulai dari arisan, penyajian soal cara mendidik anak, pembekalan keterampilan, dan lain sebagainya.

“Apakah di desa Anda juga demikian? Jika tidak, segera telusuri, dikawal. Sebab, anggaran dana desa (ADD) dan dana desa (DD) untuk tahun anggaran 2016 tak tanggung-tanggung, mencapai Rp2 miliar,” tandasnya. (anam/onk)

Terkait

Daerah Lainnya

SantriNews Network