Visi Agung Organisasi Mahasiswa Alumni Pesantren Genggong

Anggota Limagoya berfoto bersama (santrinews.com/dok)

Yogyakarta – Lingkar Mahasiswa Genggong Raya (Limagoya) Daerah Istimewa Yogyakarta, terus berbenah dan mengikuti perkembangan zaman.

Limagoya merupakan organisasi mahasiswa Alumni Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo Jawa Timur yang menempuh studi di Yogyakarta.

Mereka studi di berbagai perguruan tinggi di Yogyakarta seperti UIN Sunan Kalijaga, Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Institut Seni Indonesia (ISI), Amikom, Akakom, Universitas Islam Indonesia (UII) dan Universitas Ahmad Dahlan (UAD).

Di usianya yang kedelapan tahun ini, Limagoya memiliki 57 anggota. Beberapa waktu, Limagoya menggelar Kongres Ke-IV.

“Organisasi ini mempunyai visi agung yakni meningkatkan kualitas kehidupan umat manusia pada umumnya dan para alumni Pesantren Zainul Hasan, melalui kontekstualisasi pemikiran, pemahaman dan pengalaman ajaran Islam Indonesia,” kata Ketua Limagoya periode 2013-2015, Mas Hasan Burhani.

Limagoya lahir sebagai wadah kontribusi alumni Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo kepada negara secara umum, dan pesantren secara khusus.

Sementara itu, alumnus Limagoya, Mohammad Zainur Rifa’ menekankan pentingnya serius dalam belajar kepada seluruh anggota Limagoya. Dia menyarankan para anggota Limagoya untuk sering melakukan tirakat ilmiah. Yakni tidak hanya serius belajar, tetapi juga dalam beribadah. Jika kedua hal itu ajeg dilakukan, maka seseorang akan menjadi insan ulul albab.

“Tugas kita hanya satu, yakni belajar! Kemudian kita amalkan ilmu-ilmu itu di kehidupan sehari-hari. Syukur-syukur bermanfaat bagi kemajuan pondok yang kita cintai bersama,” ujarnya.

Kongres ke-IV Limagoya dihelat di Wisma Hastrorenggo, Kaliurang, akhir pekan lalu. Kegiatan yang mengusung tema “Berbenah untuk Berkontribusi” ini menetapkan Soleh Hasan selaku Ketua Limagoya terpilih Kongres IV periode 2015-2017. Selain itu, keputusan lainnya adalah pembentukan empat departemen sebagai wadah belajar.

Soleh menjelaskan, pertama adalah Departemen Kajian dan Intelektual yang bertugas mengadakan atmosfer reproduksi gagasan dialektis-konstruktif. Kedua, Departemen Keagamaan, bertugas untuk merekonstruksi tradisi kepesantrenan di bumi Mataram. Ketiga, Departemen Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (P2SDM) berfungsi sebagai wadah merawat warga Limagoya.

Dan keempat, Departemen Advokasi dan Jaringan bertugas mengadvokasi kaum marjinal sekitar Yogyakarta dan mempublikasikan semua agenda Limagoya.

“Semoga komitmen yang kita bangun hari ini, selalu dibarokahi oleh semua guru-guru besar Pesantren Zainul Hasan Genggong,” ujar Soleh. (shir/onk)

Terkait

Daerah Lainnya

SantriNews Network