Konflik Suriah
Konflik Dikhawatirkan Meluas ke Negara Tetangga
“Kelihatannya itu yang dijaga supaya tidak terjadi pelebaran konflik ke negara lain.” Peneliti LIPI Hamdan Basyar.
Jakarta – Konflik Suriah dinilai telah meluas ke negara-negara tetangga. Ini terlihat dari bentuk pernyataan dukungan bagi salah satu pihak yang bertikai.
“Keikutsertaan Hizbullah lewat pernyataanya mendukung Bashar, Iran juga mendukung, itu ciri kecil bahwa konflik ini sudah meluas,” kata peneliti LIPI Hamdan Basyar, di Jakarta, Senin 29 April.
Hizbullah yang memang menyatakan mendukung rezim pemerintahan Presiden Bashar al-Assad pada akhir Februari lalu juga sempat menuduh kelompok oposisi bersenjata Suriah melakukan penyerangan ke sejumlah desa Syiah di perbatasan Suriah-Lebanon.
Iran dalam beberapa pernyataannya juga jelas menunjukkan keberpihakan kepada pemimpin rezim berkuasa saat ini di Suriah.Pada 13 April lalu misalnya, Duta Besar Iran untuk Lebanon Ghazanfar Roknabadi, menyatakan mayoritas rakyat Suriah menyerukan pembaruan di negeri mereka di bawah pimpinan Presiden Bashar.
“Kami mendukung keinginan rakyat Suriah yang mendukung pembaruan, yang dipimpin oleh Bashar al-Asaad,” katanya dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi setempat di Beirut, Lebanon.
Hanya saja beberapa hari kemudian, Iran melalui Menteri Pertahanan Brigadir Jenderal Ahmad Vahidi pada 18 April mengeluarkan pernyataan yang menegaskan campur tangan asing di Suriah akan menyebabkan rentetan ledakan peristiwa di Timur Tengah.
Keberpihakan Liga Arab yang pro terhadap pihak oposisi juga menjadi ganjalan lain, serta bukti bahwa konflik Suriah telah meluas ke negara-negara tetangga.Keberpihakan tersebut, menurut Hamdan, sekaligus menghentikan peluang Liga Arab untuk dapat menengahi penyelesaian konflik tersebut.
“Sulit mengharapkan Liga Arab menjadi penengah karena mereka sudah jelas prooposisi. Suara Bashar sudah dicoret dari Liga Arab dan digantikan dengan perwakilan dari pihak oposisi,” kata Hamdan.
“Sementara oposisi ini belum menjadi pemerintahan resmi tapi sudah mendapat pengakuan dari Liga Arab dan beberapa negara lain,” ujarnya.
Keadaan tersebut mengharuskan dunia menantikan munculnya pihak yang dapat menengahi penyelesaian konflik Suriah, yaitu pihak tanpa keberpihakan, selain juga mengharapkan agar konflik tersebut tidak menjalar secara fisik ke tempat lain.
“Sekarang mungkin dunia hanya bisa berharap supaya konflik ini tidak menjalar ke tempat lain,” katanya.
“Kalau pihak-pihak lain bisa menahan diri, termasuk Israel bisa menahan diri tidak ikut masuk ke dalam lingkaran konflik, saya kira tidak akan terjadi perluasan. Kelihatannya itu yang dijaga supaya tidak terjadi pelebaran konflik ke negara lain,” kata Hamdan menambahkan.
Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad memberi penilaian yang sama. Menurutnya, situasi di Suriah akan membahayakan seluruh kawasan itu.
“Jika Suriah menjadi tidak aman, keamanan negara lain di wilayah ini akan terancam, dan ini akan mengancam seluruh wilayah,” kata Ahmadinejad, Senin 29 April, dalam pertemuan dengan Essam el-Haddad, Penasehat Presiden Mesir Mohamed Moursi.
Presiden Iran itu menyerukan peningkatan upaya penyelesaian kerusuhan yang berkecamuk di Suriah melalui dialog untuk membangun kesepahaman.
“Setiap pemerintah baru yang telahir dari perang dan konflik di Suriah akan berarti kelanjutan ketidak-amanan untuk waktu lama,” kata Ahmadijenad sebagaimana dilaporkan Press TV dan dikutip Xinhua.
Ahmadinejad mengatakan Iran dan Mesir termasuk di antara negara penting yang dapat membantu menyelesaikan semua masalah dengan saling mendukung. (ahay/saif)