Muslim New Jersey Sulit Membangun Masjid

Republika.co.id, Bernards — Komunitas Muslim New Jersey tak
berputus asa dalam usaha mendapatkan hak-hak dasar mereka, khususnya
dalam hal izin pembangunan masjid. Mereka terus bekerja keras kendati
penolakan dari warga lokal sangat kuat.

“Selalu ada resistensi terhadap setiap masjid,” ungkap Kepala Islamic Center Hunterdon County, Flemington, Yaser ElMenshawy, seperti dikutip
laman  My Jersey Center, Senin (14/1). 

Karena itu, kata Yaser, usaha yang dilakukan umat Islam lebih fokus
mencari cara untuk membangun masjid tanpa harus melanggar aturan hukum.
Tak heran, kalau mereka mencari bangunan yang tidak lagi terpakai,
seperti misal toko yang bangkrut atau lahan yang memang jauh dari kota.

Setelah melakukan pencarian itu, mereka mendapatkan satu bangunan
bekas kolonial di wilayah pinggiran kota Flemington. Bangunan seluas
4.252 meter persegi itu bercat-kan putih dengan atap berwarna abu-abu
itu kondisinya sangat kokoh. 

Kebetulan pula, warga lokal tidak terlalu menghargai bangunan itu.
Selanjutnya, komunitas Muslim menyewa seorang arsitek untuk membangun
masjid baru mereka.Sayang, ketika mereka hendak membangun mulailah warga lokal mengintimadasi komunitas Muslim. 

“Ketika komunitas Muslim melihat bangunan ini, hal yang pertamakali
mereka lihat adalah tulisan M-A-S-J-I-D,” kata arsitek Daniel Lincoln,
yang juga presiden dari komunitas sejarah Hills Somerset.

Sebelum ini, pada tahun 2011, Islamic Center Al Falah, Somerset
County, membeli restoran di Brigdewater. Restoran itu disulap menjadi
masjid. 

Dalam aturan kota itu, hal yang dilakukan komunitas Muslim dibolehkan secara hukum. Namun, beberapa bulan kemudian, dewan kota memutuskan
untuk mengubah zonasi penggunaan lahan kota itu. Komunitas Muslim
menolak aturan itu dan membawa kasus itu ke pengadilan. 

Hingga kini, masalah itu masih dalam masa persidangan.Dimintai
komentar soal perlakuan tidak adil itu, Ketua Badan Perencanaanm Carol
Bianchi mengatakan pihaknya tidak melihat adnaya ketidakadilan atau
ketidaksetaraan.  

Menanggapi respon itu, ElMenshawy mengatakan kebijakan itu jelas
merupakan bagian dari usaha menolak izin pembangunan masjid. “Itu
masalah sebenarnya,” kata dia.


Direktur Hak-hak Sipil, Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR), Khurrum
Ali, mengatakan pihaknya telahg mencoba untuk mendidik masyarakat AS
tentang Islam dan Muslim.  “Kami terus mencoba tapi memang masih ada
ketakutan,” kata Ali.

Terkait

Dunia Lainnya

SantriNews Network