Pilotnya Dibakar ISIS, Yordania Bebaskan Pimpinan Al-Qaeda
Pimpinan Al-Qaeda Syaikh Al-Maqdisi (kiri) dan Syaikh Abu Qatada (santrinews.com/muqawamah)
Yordania – Pemerintah Yordania melepaskan tahanan Al-Qaeda yang telah dimilikinya selama bertahun-tahun. Tahanan itu, Sheikh Abu Mohammad al-Maqdisi yang dikaitkan dengan pemimpin Al-Qaeda di Irak. Pembebasan itu dikonfirmasi oleh sumber militer kepada Reuters, Kamis, 5 Februari 2015.
Belum ada pengumuman resmi soal pembebasan itu. Pemerintah Yordania juga belum memberikan alasan mengapa pembebasan al-Maqdisi berdekatan dengan dirilisnya video pembakaran hidup-hidup pilot Yordania, Mouath al-Kasaesbeh oleh ISIS (Islamic State of Iraq and Syria).
Namun sumber militer yang lain mengatakan pada Reuters, pembebasan al-Maqdisi merupakan strategi lain Yordania memerangi ISIS. Ia diharapkan kembali ke lingkungannya dan menebarkan paham yang mengutuk eksekusi ISIS terhadap pilot Yordania dan sandera lainnya.
Diharapkan, al-Maqdisi menyebut eksekusi itu sebagai perlawanan terhadap nilai keimanan.
Al-Maqdisi merupakan seorang intelektual, yang selama ini dipercaya sebagai pembimbing spiritual salah satu pemimpin Al-Qaeda di Irak, Abu Musab al-Zarqawi. Artinya, posisi al-Maqdisi cukup penting untuk memengaruhi Al-Qaeda agar ikut memerangi ISIS.
Disebutkan Reuters, al-Maqdisi ditahan Yordania karena mengelak saat dituding membunuh warga sipil tak berdosa tanpa pandang bulu.
Sebelumnya, al-Maqdisi pernah sekali dibebaskan dari penjara, pada Oktober 2014 setelah ia mengkritik pemimpin ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi.
Berdasarkan riwayat itu, ditambah momen pembebasan yang berdekatan dengan perang Yordania terhadap ISIS, menguatkan alasan bahwa al-Maqdisi memang dimaksudnya pemerintah sebagai upaya ‘diplomatik’ menentang Negara Islam. Ia diharapkan bicara dan memengaruhi.
Selain upaya ‘diplomatik’ itu, Yordania juga diberitakan tengah meluncurkan serangan jet ke Irak dan Suriah untuk memerangi ISIS.
Yordania juga sudah membalas ISIS dengan mengeksekusi mati dua tahanan penting bagi mereka, termasuk Sajida al-Rishawi, terpidana bom bunuh diri yang menewaskan 60 orang pada tahun 2005. (jaz/onk)