Suriah Putar Film yang Gambarkan Kekejaman Arab Saudi
Film "King of the Sands" (washingtonpost/santrinews.com)
Damaskus – Suriah memiliki banyak cara untuk melecehkan musuhnya. Satu di antaranya menggelar pemutaran perdana film propaganda anti Arab Saudi.
Arab Saudi adalah penyokong kelompok pemberontak Suriah. Film itu berjudul King of the Sands dan diputar di Damascus Opera House, Kamis, 11 Desember 2013. Sejumlah pejabat tinggi dan tamu VIP diundang menyaksikan film karya sutradara Suriah Najdat Anzour.
Saat pemutaran film itu, seperti dilansir laman Inilah.com, sebuah mortir ditembakkan oleh kelompok pemberontak dan jatuh di dekat lokasi. Namun, mortir itu tidak mempengaruhi pemutaran perdana film itu.
Film itu menceritakan berdirinya Kerajaan Saudi Arabia 1932. Raja Abdul Aziz Al Saud dilukiskan sebagai penguasa kejam yang memotong tangan pencuri, merajam pelaku selingkuh, memenggal kepala para musuhnya dan memiliki lebih dari satu.
“Apa yang salah dengan darah? Kerajaan direbut dengan darah. Kesultanan hanya diperintah dengan pedang,” kata tokoh Abdul Azis yang diperankan dua bintang Italia Fabio Testi dan Marco Foschi itu.
Film itu menuai protes Kerajaan Saudi. Dalam jejaring Twitter, Pangeran Talal bin Abdul-Aziz, saudara tiri Raja Abdullah meminta Presiden Bashar Al Assad melarang pemutaran film tersebut. “Saya berharap ia menghargai Raja Abdul Aziz. Kami tidak bisa membiarkan citra Raja dirusak oleh karya film yang tak pantas,” tulisnya.
Film King of The Sands sebenarnya telah diputar di London pada 11 September lalu. Najdat Anzour, sang sutradara tak menggubris larangan yang pernah diutarakan Arab Saudi, dan tetap memutar film itu.
Hubungan Saudi dan Suriah putus pada 2005 usai peristiwa pembunuhan PM Lebanon Rafik Hariri. Saudi yang mendukung Hariri, menuduh Suriah berada di balik tragedi itu. Tentu saja Suriah membantahnya. (met/ahay)