Hikam Zain: Mujahadatun Nafs

DI dalam kehidupan sosial manusia, pastilah ada musuh atau orang yang tidak menyukai. Karena masing-masing kepala mempunyai pemikiran sendiri-sendiri. Dan seringkali perbedaan pendapat menjadikan sebuah permusuhan. Apalagi kalau terjadi perbedaan pendapatan.
Lantas siap sebenarnya musuh kita? Musuh yang harus kita hadapi? Musuh yang harus kita lawan adalah diri kita sendiri. Ya, hal itu bernama hawa nafsu, pembujuk Syetan inilah musuh yang sebenarnya.
Seseorang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai pemimpin maka akan hina, dan sebaliknya seseorang yang berjihad melawan hawa nafsunya sendiri dia akan mulia dan tanpa perlu menghinakan orang lain.
AllaH SWT berfirman:
وَأَمَّا مَنْ خَاÙÙŽ مَقَامَ رَبّÙÙ‡Ù ÙˆÙŽÙ†ÙŽÙ‡ÙŽÙ‰ النَّÙْسَ عَن٠الْهَوَى (40) ÙÙŽØ¥Ùنَّ الْجَنَّةَ Ù‡ÙÙŠÙŽ الْمَأْوَى (41) [النازعات/40-41]
“Dan adapun orang yang takut kepada Allôh dan menahan hawa nafsunya maka surga adalah tempat tinggalnya”
Dan kita harus berjihad melawan apa?
Rasul SAW bersabda:
قَالَ رَسÙول٠اللَّه٠صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ ÙÙÙŠ ØÙŽØ¬Ù‘َة٠الْوَدَاع٠أَلَا Ø£ÙØ®Ù’Ø¨ÙØ±ÙÙƒÙمْ Ø¨ÙØ§Ù„Ù’Ù…ÙØ¤Ù’Ù…Ùن٠مَنْ Ø£ÙŽÙ…Ùنَه٠النَّاس٠عَلَى أَمْوَالÙÙ‡Ùمْ وَأَنْÙÙØ³ÙÙ‡Ùمْ ÙˆÙŽØ§Ù„Ù’Ù…ÙØ³Ù’Ù„Ùم٠مَنْ سَلÙÙ…ÙŽ النَّاس٠مÙنْ Ù„ÙØ³ÙŽØ§Ù†Ùه٠وَيَدÙÙ‡Ù ÙˆÙŽØ§Ù„Ù’Ù…ÙØ¬ÙŽØ§Ù‡Ùد٠مَنْ جَاهَدَ Ù†ÙŽÙْسَه٠ÙÙÙŠ طَاعَة٠اللَّه٠وَالْمÙÙ‡ÙŽØ§Ø¬ÙØ±Ù مَنْ هَجَرَ الْخَطَايَا وَالذَّنÙوبَ
Rasulullah Shallalahu “˜alaihi wa sallam bersabda saat haji wada’: “Maukah kalian aku beritahukan tentang orang mu`min, (orang mu`min adalah) orang yang (membuat) orang lain aman atas harta dan diri mereka, orang muslim adalah orang yang (membuat) orang lain terhindar dari (bahaya) lidah dan tangannya, mujahid adalah orang yang memerangi diri sendiri, memaksakan dirinya untuk menaati Allah dan muhajir adalah orang meninggalkan kesalahan-kesalahan dan dosa-dosa.”
Berkata para ulama
والجهاد أربع مراتب:
أولها: جهاد Ø§Ù„Ù†ÙØ³. ثانيها: جهاد الشيطان. وثالثها: جهاد Ø§Ù„ÙƒÙØ§Ø±. ورابعها: جهاد المناÙقين
Jihad menurut para ulama ada empat macam:
1. Jihad melawan hawa nafsu.
2. Jihad melawan setan.
3. Jihad memerangi orang kafir.
4. Dan jihad melawan orang munafiq.
Seorang Penyair pernah berkata :
إذا المرء لم ÙŠÙŽØºÙ’Ù„ÙØ¨Ù’ هواه أقامهÙ.. “¦ .. بمنزلة٠Ùيها العزيز ذليلÙ
Seseorang yang tidak bisa mengalahkan hawa nafsunya, yang asalnya mulia akan menempat pada yang hina.
Ziyad bin Abi Ziyad seorang Ulama’ ternama, yang hidupnya senantiasa beriktikaf di masjid. Seringkali Melawan bebisiknya sendiri ketika sedang iktikaf di masjid.
Hendak kemana engkau?
Apa mau pergi ke tempat yang lebih bagus dari masjid ?!
Apa kamu ingin pergi kesana-kemari?
Atau cuma ingin melihat-lihat keadaan dipasar ?!
Sudah duduk dan diamlah disini.
Masjid adalah tempat yang penuh keberkahan.
Dan dia berucap untuk mengukuhkan hatinya.
Apa kamu itu wahai nafsu ?!? Makan cukup hanya dengan roti dan minyak zaitun saja.
Baju hanya dua helai ini, dan apa kamu ini!, cukupkan dengan wanita yang menjadi istrimu saja.
Begitu juga Ibrahim bin Adham seorang raja yang meninggalkan jabatannya demi menata hati. Dikisahkan, Ibrahaim bin Adham tidak pernah memakan jeruk milik tuannya meskipun dia telah menjaga kebun selama bertahun-tahun. Mengapa engkau ini?
Tidak tahu buah mana yang manis dan mana yang masam.
Aku tidak pernah mencicipi sama sekali. Jawabnya.
Dan tahulah ia bahwa yang dipekerjakan adalah Ulama’ tersohor Ibrahim bin Adham. Dan iapun tersipu malu dan akhirnya meminta maaf.
Beginilah teladan para shalihin, senantiasa sabar terhadap waktu yang hanya sebentar.
Dan termasuk cara untuk memudahkan mujahadah adalah dengan Doa’,ndepe ndepe dan meminta pertolongan Allah dengan wasilah memperbanyak sholat.
Bersabda Kanjeng Rasul SAW:
عن رَبÙيعَة٠بْن٠كَعْب٠الْأَسْلَمÙيّ٠قَالَ
ÙƒÙنْت٠أَبÙيت٠مَعَ رَسÙول٠اللَّه٠صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ ÙَأَتَيْتÙه٠بÙوَضÙوئÙÙ‡Ù ÙˆÙŽØÙŽØ§Ø¬ÙŽØªÙÙ‡Ù Ùَقَالَ Ù„ÙÙŠ سَلْ ÙÙŽÙ‚Ùلْت٠أَسْأَلÙÙƒÙŽ Ù…ÙØ±ÙŽØ§Ùَقَتَكَ ÙÙÙŠ الْجَنَّة٠قَالَ أَوْ غَيْرَ ذَلÙÙƒÙŽ Ù‚Ùلْت٠هÙÙˆÙŽ ذَاكَ قَالَ ÙَأَعÙنّÙÙŠ عَلَى Ù†ÙŽÙْسÙÙƒÙŽ بÙÙƒÙŽØ«Ù’Ø±ÙŽØ©Ù Ø§Ù„Ø³Ù‘ÙØ¬ÙودÙ.
Dari Rabi’ah bin Ka’ab al-Aslami dia berkata, “Saya bermalam bersama Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam, lalu aku membawakan air wudhunya dan air untuk hajatnya, maka beliau bersabda kepadaku, “˜Mintalah kepadaku.’ Maka aku berkata, “˜Aku meminta kepadamu agar aku menemanimu di surga – Rasul bertanya, “˜Atau ada selain itu’. Ya, itulah permintaanku. “˜Bantulah aku untuk mewujudkan keinginanmu dengan banyak melakukan sujud’.“Jawab Rasul.
Oleh karenanya jangan bosan-bosan untuk sujud, apalagi pernah disabdakan bahwasanya paling dekatnya jarak manusia dengan Tuhannya adalah pada saat sujud.
Sujud, sujud, sujud. Dengan bersujud kita mengakui bahwa tidak ada yang berkuasa kecuali hanya Allah.
Hidup cuma satu kali, bermujahadahlah untuk kenikmatan seribu kali.
Wallahul Musta’an.
Salam Takdzim
Ahmad Zain Bad.
AnNur II Bululawang Malang.