Nabi Yahya Tidak Menikah

Masjid Yahya
Ada teman yang bertanya apakah tidak menikah atau istilah pop nya menjomblo itu berdosa?. Aku menjawab tidak. Menikah itu pada dasarnya adalah pilihan dan sesuai kondisinya masing-masing.Yang berdosa itu berzina.
Lalu aku membaca kisah Nabi Yahya yang melajang atau menjomblo (Hashur) sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an.
وفي تفسير الرازي: قَوْلُهُ تَعَالَى: وَسَيِّداً وَحَصُوراً وَنَبِيًّا مِنَ الصَّالِحِينَ: مَدَحَ يَحْيَى – عَلَيْهِ السَّلَامُ – بِكَوْنِهِ حَصُورًا، وَالْحَصُورُ الَّذِي لَا يَأْتِي النِّسَاءَ مَعَ الْقُدْرَةِ عَلَيْهِنَّ، وَلَا يُقَالُ هُوَ الَّذِي لَا يَأْتِي النِّسَاءَ مَعَ الْعَجْزِ عَنْهُنَّ؛ لِأَنَّ مَدْحَ الْإِنْسَانِ بِمَا يَكُونُ عَيْبًا غَيْرُ جَائِزٍ.
Allah memuji Nabi Yahya. Allah menyebut beliau dengan empat sebutan ? “Hashur” (lajang/jomblo), “Sayyid” (tuan yang mulia), “Nabiy” seorang Nabi dan “ min al-Shalihin” (termasuk orang saleh ).
Imam Fakhr al Din al Razi dalam tafsirnya menanggapi ayat ini dengan mengatakan : Allah memuji Yahya. Nabi Yahya tidak menikah bukan karena ada “kekurangan”. Pujian itu tidak mungkin untuk hal yang aib, kekurangan.
Nabi Yahya memilih tidak menikah. Beliau memilih tekun beribadah dan mengabdi kepada kemanusiaan.
Sejumlah ulama legendaris dan panutan memilih melajang atau menjomblo. Sebagian besar mereka lebih memilih aktif dalam dunia ilmu pengetahuan, perjuangan kemanusiaan atau beribadah. (*)
21 Juli 2021