Munas ke V IKA PMII
IKA PMII Terus Berkiprah untuk Kemajuan Indonesia

Pembukaan Munas ke V IKA PMII (Tajuk.co/Santrinews.com)
Jakarta – Musyawarah Nasional (Munas) Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) ke-V, secara resmi telah dibuka oleh Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siraj, di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Senin sore, 1 Juli 2013.
Dalam sambutannya, ketua panitia Zaini Rahman mengatakan, panitia penyelenggara acara ini terbagi dalam dua kategori.
“Pertama ada tim pelaksana munas. Yang kedua, tim materi. Tim materi ini sampai delapan kali rapat, sedangkan tim munas hanya empat kali,” katanya.
Ia menegaskan, ada dua faktor yang menjadi alasan mengapa perlu dirumuskan berbagai pembahasan oleh tim materi. Pertama, kebangsaan dan keanekaragaman. “Indonesia ada, tapi dikhawatirkan tidak bisa dinikmati oleh rakyatnya,” ujarnya.
Kedua, pendangkalan di kalangan NU dalam melihat NU itu sendiri. “Ini terlihat dari pola pikir dan pola sikap dalam ekonomi, budaya, dan kebangsaan,” terangnya.
Periode IKA PMII sekarang dipandang cukup bagus dalam membentuk jejaring dan mengkonsolidasikan antar alumni di berbagai daerah. Langkah tersebut merupakan pondasi dasar bagi tegaknya wadah para alumni PMII yang tersebar di mana-mana.
Namun sayangnya wadah alumni yang sekarang maupun sebelumnya belum mempunyai blue print strategi lanjut pengembangan kader, pembuatan data base dan penataan administrasi yang bagus. Sehingga cukup menyulitkan untuk melihat persebaran, keahlian serta spesifikasi bidang para alumni. Padahal langkah itu penting sekali sebagai variabel dalam merumuskan pengembangan kaderisasi.
Forum tertinggi di IKA PMII ini, mengagendakan diantaranya laporan pertanggungjawaban kepengurusan IKA PMII periode 2008-2013 dan pemilihan ketua baru serta membahas beberapa agenda penting IKA PMII ke depan.
Beberapa nama kandidat ketua umum PB IKA PMII muncul. Mereka diantaranya H Suryadharma Ali, Idrus Marham, H A Muhaimin Iskandar, H Arif Mudatsir Mandan, H Lukman Hakim Saifudin, Hj Khofifah Indar Parawansa, Effendi Choiri, Ahmad Muqowam, Amsar A Dulmanan dan Arvin Hakim Thoha.
Nama-nama lain yang muncul juga dari kalangan birokrat dan akademisi, ada nama H Ali Masykur Musa, Imam Anshari Saleh, Wahiduddin Adam, Kacung Maridjan, Lilis Nurul Husna, Abdul Hafidz Anshari. Dari kalangan muda ada nama Nusron Wahid, Heri Herianto Azumi, dan Zaini Rahman. (rus/ahay).