Kongres XVIII IPNU

IPNU Jatim dan DKI Jakarta Minta PBNU Turun Tangan

Boyolali – Ketua PW IPNU Jawa Timur Haikal Atiq Zamzami dan Zairozi yang mewakili PW IPNU DKI Jakarta melakukan konferensi pers di ruang Jaddah Asrama Haji Donohudan Boyolali, Senin, 7 Desember 2015.

Haikal dengan tegas bersikap bahwa kongres ini tidak bisa diteruskan karena sudah menelan korban. “Kami mohon PBNU turun tangan, untuk menyelamatkan IPNU, kami meminta PBNU hadir,” kata Haikal.

PBNU adalah orang tua IPNU, PBNU tentu bisa mengatur masa depan IPNU yang merupakan badan otonom nya. Keputusan muktamar di Jombang mejadi komitmen IPNU Jatim dan Jabar untuk mengawalnya.

IPNU sebagai anak akan mengawal betul. Keputusan muktamar wajib kami kawal,” tegas Haikal.

Selain itu, IPNU Jatim menolak hasil apapun. Keputusan forum yang menuai kericuhan seperti ini, tidak bisa diterima.

“Kami tidak sepakat dilanjutkan karena ini sudah tentu akan memicu konflik lagi yang lebih besar, kita ingin forum ini deadloke sampai PBNU hadir dalam forum kongres,” tandas haikal.

Sedangkan Zeirosi mengatakan jelas akan menolak. “Ini adalah forum tertinggi yaitu kongres bukan rakernas,” jelas perwakilan DKI Jakarta itu.

DKI Jakarta dengan tegas menolak hasil keputusan kongres ke 18 di Boyolali. “Kami berharap orang tua kami turun secepatnya,” lanjutnya.

“Melalui media ini, PW IPNU Jatim dan Jakarta kami memanggil bapak kami, PBNU dan kakak kami yaitu majelis alumni untuk ikut campur,” pangkas Haikal. (rof/jaz)

Terkait

Nasional Lainnya

SantriNews Network