Kapolri: Islam Nusantara Jadi Jawaban Cegah Radikalisme

Kapolri Jenderal Tito Karnavian saat berbicara di Kongres XVII Muslimat NU di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Kamis, 24 November 2016 (santrinews.com/ist)

Jakarta – Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengajak Nahdlatul Ulama (NU) untuk bersama-sama memerangi paham radikal yang kini berpotensi bisa masuk dengan kencang di Indonesia.

“Di era demokrasi liberal ini bagus di satu sisi, ada keseimbangan antara pemerintah dan rakyat. Rakyat bisa mengontrol pemerintah. Ada negatifnya, kalau terlalu bebas bisa berbahaya, paham radikal bisa masuk,” ujar Tito.

Hal itu disampaikan Tito dalam sambutannya pada acara Silaturahmi dan Sarapan Bersama Ketum PBNU KH Said Aqil di kantor PBNU, Jl Kramat Raya, Jakarta Pusat, Ahad, 27 November 2016. Turut hadir dalam acara ini Wakapolri Komjen Syafruddin dan Kapolda Metro Irjen M Iriawan.

Tito mengatakan Islam yang ada di Indonesia merupakan Islam yang mengedepankan kedamaian, seperti yang diajarkan para wali songo. Dia meminta NU untuk terlibat dalam mencegah paham radikal.

“Di sinilah kita harus bersama-sama kembali. TNI, Polri, Nasionali dan islam moderat harus bersatu padu agar NKRI tidak goyang,” ujar Tito.

“Polri tidak bisa sendiri, TNI tidak mampu sendiri. Semua harus bersatu padu. Jangan sampai disusupi paham radikal,” sambung Tito.

Tito mengatakan konsep Islam Nusantara yang dimiliki NU bisa jadi jawaban untuk mengatasi persebaran paham radikal.

“Jaringan NU sangat besar dari pengurus besar hingga ke desa-desa, sama dengan Polri. Kalau dipadukan, kita buat program bersama baik sekali ini,” ujar Tito. (us/dtk)

Terkait

Nasional Lainnya

SantriNews Network