Ketum PBNU: Santri Sibuk Ngaji, Tak Sempat Rakit Bom
Jakarta – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj memastikan tak ada kalangan santri yang pergi ke Suriah untuk bergabung dengan kelompok ISIS (Islamic State of Iraq and Syria). Saat berada di pesantren, para santri diberi kesibukan yang sangat padat. Seperti mengaji Alquran, Hadist, berbagai ilmu agama juga ilmu pengetahuan modern.
Melalui kegiatan yang sangat padat tersebut, santri tidak memiliki kesempatan untuk bergabung dengan kelompok ekstrim. “Para santri ini dari pagi sampai malam mengaji, kegiatannya padat sehingga tak ada kesempatan untuk belajar membuat bom,” kata Kiai Said, Kamis, 26 Nopember 2015.
Lagi pula, kata Said, pihaknya selalu menekankan bahwa dalam Islam tak pernah membenarkan perilaku ekstrim, teror dan kekerasan. “Saya selalu menegaskan bahwa tindakan ekstrem, kekerasan dan teror tak pernah diajarkan dalam Islam,” kata Kiai Said.
Dia pun menjamin bahwa tak ada santri NU yang berangkat ke Suriah dan bergabung dengan ISIS. “Saya jamin tak ada santri NU yang berangkat ke Suriah,” kata dia.
Menurut Kiai Said, WNI yang pergi ke Suriah dan gabung ISIS sebenarnya sangat kecil. Itu terjadi karena mereka tak ada kesibukkan sehingga mudah diprovokasi untuk gabung dengan ISIS.
Sebelumnya Badan Intelijen Negara menyebut bahwa ada seratusan lebih WNI yang pulang dari Suriah menuju tanah air. Sementara menurut data Kepolisian RI ada sekitar 60 sampai 70 orang.
“Kalau itu (jumlah 100 WNI) tanya ke BIN, kalau data kami (Polri) tidak sebesar itu, sekitar 60-70 orang,” kata Kapolri Badrodin Haiti.
Badrodin menjelaskan, puluhan WNI itu pulang ke tanah air dengan beberapa cara. “Ada yang pulang sukarela, dideportasi, diberangkatkan. Kalau yang itu (60-70) identitasnya jelas. Kami pantau terus itu (pergerakannya),” kata dia. (us/dtk)