Muktamar NU 2015
KH Said Aqil Siraj: AHWA Bentuk Penghormatan Untuk Para Kiai Sepuh
Jombang – Dalam meknisme Sistem Ahlul Halli Wal Aqdi (AHWA) pemilihan Rais Aam Nahdlatul Ulama masih menjadi perdebatan baik di kalangan elite NU maupun warga Nahdliyyin. Hal ini dikatakan Ketum PBNU KH Said Aqil Siraj penggunaan AHWA merupakan bentuk penghormatan untuk para Kiai Sepuh NU.
“Kami berkewajiban menghormati kiai sepuh NU yang tidak tepat dipilih dengan voting dan diadu-adukan. Maka kita sudah sepakat sama munas untuk muyawarah. Putusan ini jauh sebelum muktamar dan ini wasiatnya Kiai Sahal. Kalau bukan NU sendiri membentengi Kiai, siapa lagi,” kata Said di Ponpes Mamba’ul Ma’arif Denanyar, Jombang, Jawa Timur, Sabtu 1 Agustus 1 2015.
Saat disinggung berapa persen peserta muktamar atau muktamirin yang menolak sistim AHWA, Said mengaku belum mengetahui dan tidak mau ikut campur.
“Nanti kita lihat berapa persen dalam rapat pleno, itu urusan syuriah, berapa persen yang menolak. Saya tidak ikut campur,” ujarnya.
Said sendiri membantah bahwa peserta Muktamar NU ke-33 yang tidak setuju dengan sistim ahlul halli wal aqdi (AHWA) tidak dapat mengikuti sidang pleno. Said menegaskan, semua Muktamirin dapat mengikuti sidang.
“Masuk, semua masuk,” kata Said.
“Laporan yang tadi malam, yang suka atau yang tidak suka AHWA, semua masuk, diberikan IDnya, semua bisa mengikut sidang,” tandasnya. (mam/jaz)