Menteri Marwan Gandeng NU dan Pesantren untuk Bangun Desa Pinggiran
Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Marwan Jafar (kedua kiri) menerima cinderamata berupa cincin batu akik dari Wakil Gubernur Aceh, Muzakir Manaf (kedua kanan) usai mengisi acara penutupan Konferwil PWNU Aceh, Ahad 19 April 2015 (santrinews.com/antara)
Banda Aceh – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan Jafar, menginginkan dukungan Nahdlatul Ulama (NU) dan pesantren ikut membangun desa.
Keterlibatan NU dan pesantren dalam membangun desa diyakini akan mampu mengubah kondisi desa menjadi lebih cepat berkembang dan maju. Dengan demikian, ke depan desa menjadi lebih mandiri dan inovatif dalam menciptakan lapangan kerja guna mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Demikian disampaikan Marwan Jafar di Banda Aceh, Ahad 19 April 2015. Ia menjelaskan, sesuai amanat UU 6/2014 tentang Pemerintahan Desa dan Nawacita ketiga Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi bertugas membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
“NU dan pesantren sangat diharapkan partisipasinya dalam pembangunan desa. Dalam konteks NU dan pesantren, partisipasi dalam pembangunan desa mengandung tanggung jawab sosial yang sangat besar,” tuturnya.
Marwan mengatakan, warga NU dan pesantren mayoritas tinggal di pedesaan dan secara sosial ekonomi masih sangat membutuhkan pemberdayaan. Oleh karena itu, NU dan pesantren harus berkolaborasi dengan pemerintah dalam membangun desa menjadi lebih baik.
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut seperti dilansir Sinar Harapan mengatakan, program pembangunan desa akan dikelola dan dilaksanakan langsung oleh pemerintah desa bersama masyarakat desa. Hal itu adalah peluang yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin oleh warga NU dan pesantren.
“Para tokoh NU dan pesantren di desa dapat melakukan peran strategis. Mereka selama ini secara informal telah berperan sebagai pemimpin dan tokoh panutan bagi masyarakat sekitarnya. Dengan posisi dan fungsi ini, tokoh NU dan pesantren dapat berperan menjadi rujukan moral, penggerak dan sekaligus penjaga agar pembangunan desa dapat berjalan dengan baik,” ujarnya. (shir/onk)