Kongres XVII Muslimat
PBNU Persilakan Khofifah Pimpin Kembali Muslimat NU

Ketua Umum PP Muslimat NU Hj Khofifah Indar Parawansa, di hadapan kader Muslimat di Lombo, tahun 2014 lalu (santrinews.com/hady)
Jakarta – Arus dukungan dari pengurus Muslimat NU, mulai pimpinan wilayah (PW), pimpinan cabang (PC) maupun pimpinan cabang istimewa (PCI) agar Khofifah Indar Parawansa kembali memimpin badan otonom (banom) perempuan NU itu ak terbendung.
Bahkan, secara tersirat, restu juga diberikan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj, saat diwawancarai usai memberikan taushiyah pada pembukaan Kongres ke-17 Muslimat NU di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Kamis, 24 November 2016.
“Muslimat kan badan otonom (banom), jadi terserah peserta kongres (kalau masih membutuhkan Khofifah untuk memimpin Muslimat NU pimpin lagi, red),” katanya.
Selama tiga periode dipimpin Khofifah, Muslimat NU memang berkembang pesat. Di bidang kesehatan memiliki 144 panti asuhan, 108 klinik dan sekarang sedang dikembangkan klinik hemodialisis (cuci darah). Lalu di bidang pendidikan, memiliki 9.900-an TK/RA (Raudhatul Athfal), 6.600 PAUD dan 15.600 TPQ.
Begitu pula di bidang ekonomi, hingga kini di Indonesia baru ada tiga induk koperasi wanita yakni Inkowapi milik Iwapi, Ikopwan milik Kowani dan Inkopan (Induk Koperasi Annisa’) milik Muslimat NU.
Tak hanya itu, Muslimat NU juga terus melakukan berbagai macam ikhtiar untuk menjadi bagian kontributif secara solutif dari berbagai permasalah penyakit sosial kemasyarakatan.
Salah satunya lewat pembentukan Laskar Anti Narkoba dengan misi dan message terkait pencegahan di hulu dari penyalagunaan napza. Muslimat NU berharap bisa memberikan kontribusi secara lebih signifikan di lini paling bawah.
Apa yang sudah dilakukan Muslimat NU, lanjut Kiai Said, merupakan komitmen NU untuk berkhidmat pada bangsa. Belum lagi pendidikan di bawah Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif NU ada sekitar 13 ribu madrasah dan 22 ribu pondok pesantren.
“Pemerintah tidak akan bisa menangani segala hal pembangunan negara sendirian. Kalau tidak dibantu oleh kita (NU) program pendidikan tak akan tertangani ,” katanya.
“Karena itu kita punya komitmen, siap untuk melayani bangsa ini. Berkhidmat pada bangsa. Kita berikan pencerahan Islam ahlussunah wal jamaah, Islam yang nasionalis, nasionalis yang muslim,” tandasnya. (us/mnu)