Muktamar NU 2015

Ratusan Kader Ansor Napak Tilas dari Bangkalan Menuju Jombang

Bangkalan – Untuk mengingat peran KH Muhammad Kholil (Syaikhona Kholil) Bangkalan sebagai dalam sejarah berdirinya Nahdhatul Ulama (NU), ratusan kader Gerakan Pemuda Ansor dan Banser Bangkalan beserta GP Ansor Probolinggo dan GP Ansor Keraksaan mengelar Napak Tilas dengan berjalan kaki dari Makam Syaikhona Kholil di Bangkalan ke makam KH Hasyim Asy’ari di Jombang.

“Napak tilas uni dengan maksud mengingatkan kembali peran kiai Kholil sebagai guru spiritual kyai hasyim Asy’ari (Jombang) terkait sejarah berdirinya NU,” kata Ketua Panitia napak tilas GP Ansor Bangkalan, Muzawwir Syafik, Kamis, 30 Juli 2015.

Dijaskan Ra Zawwir sapaan akrabnya, dalam napak tilas ini singkat cerita, kiai kholil memanggil santrinya yakni kiai As’ad Syamsul Arifin (Situbondo) diperintah untuk menemui kiai Hasyim Asyari di Jombang dan menitipkan tongkat, tasbih, bacaan alqur’an dan dzikir. “Itu sebaga isyarat restu kiai kholil kepada Kiai Hasyim dalam mendirikan NU guna mengawal dan memperkuat akidah Islam ahlussunnah waljama’ah yang diajarkan oleh ulama salaf dan walisongo,” terangnya

Selain itu, pada gelaran Napak tilas untuk mengaktulisasikan sejarah itu. Ketua GP Ansor Bangkalan KH Hasani Zubair yang kebetulan juga masih keturunan dari Kiai Kholil ini menyerahkan tongkat tasbih yang dikalungkan beserta pesan 9 petisi kepada GP Ansor Probolinggo untuk disampaikan kepada muktamar di Jombang.

Dimana dalam 9 petisi ini diantaranya berbunyi, mengukuhkan kembali kometmen kebangsaan untuk mempertahankan pancasila UUD 1945 dalam wadah NKRI. Kedua, mempertahankan dan mengembangkan negara damai dalam konteks Islam Nusantara.

“Dengan harapan petisi ini dapat pengingatkan sejarah esensi maksud dan tujuan berdirinya NU,” paparnya.

Lebih lanjut dikatakan Ra Zawwir jalan kaki tidak di lakukan beberapa titik yang ruas jalannya sempit dan padat, selain faktor keamanan, juga agar tidak mengganggu arus lalulintas. Sepertihalnya di bangkalan hanya jalan kaki dari martajasah ke alun alun. “Lantaran jalan sempit dan kepadatan arus lalulintas alun-alun kota hingga suramadu,” tandasnya. (mam/jaz)

Terkait

Nasional Lainnya

SantriNews Network