Ribuan Santri Dukung KH Abbas Buntet Jadi Pahlawan Nasional
Cirebon – Ratusan santri putra dan putri Pondok Pesantren Buntet di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, membubuhkan tanda tangan di kain putih sepanjang lebih dari 10 meter di kawasan kompleks asrama, Senin petang, 10 Nopember 2014
Tanda tangan itu merupakan dukungan dan harapan para santri agar Presiden Joko Widodo mengangkat almarhum KH Abbas Abdul Jamil sebagai pahlawan nasional. Ribuan tanda tangan itu akan dikirimkan kepada Presiden Joko Widodo.
Kiai Abbas adalah pemuka agama asal Cirebon. Ia turut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia pada zaman penjajahan. Kiai Abbas terlibat dalam peristiwa perlawanan 10 November 1945 di Surabaya. Ia juga memimpin perlawanan terhadap Belanda di daerah Margoyoso Kabupaten Pati, Jawa Tengah.Â
Di kalangan santri pondok pesantren, kiprah dan perjuangan Kiai Abbas dalam melawan penjajah Belanda sudah menjadi pengetahuan umum. Namun, belum banyak masyarakat yang tahu.Â
Ratusan santri putra dan putri dari asrama-asrama di Komplek Pondok Pesantren Buntet, Kabupaten Cirebon, berduyun-duyun membubuhkan tanda tangan di atas kain putih sepanjang 10 meter. Mereka terlihat antusias dan semangat membubuhkan tanda tangan.
Bahkan, seperti dilansir Kompas, ratusan santri putra yang mendapat giliran kedua pun saling berebut untuk membubuhkan tanda tangan. Tak sedikit santri yang masih kecil pun tergencet.
Ketua pelaksana penandatanganan dukungan dari ratusan santri, Muhamad Rizqi Yahya, menyebutkan, Kiai Abbas sangat layak dijadikan pahlawan nasional. Pemberian gelar pahlawan nasional untuk menghormati dan menghargai jasanya.
“Setelah ini, kami akan membawa kain putih ini ke beberapa universitas dan semua pondok pesantren di Kota dan Kabupaten Cirebon untuk meminta tanda tangan mereka. Kami akan meminta dukungan dan doa dari ribuan akademisi, santri, dan masyarakat Cirebon agar Kiai Abbas diangkat sebagai pahlawan nasional,” kata Rizqi.
Sebagai informasi, usulan untuk mengangkat Abbas sebagai pahlawan nasional sempat diajukan pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid. (sep/ahay)