Akhiri Pertikaian, Presiden Abbas Tempuh Dialog dengan HAMAS
Presiden Palestina Mahmoud Abbas (dok/santrinews.com)
Ramallah – Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan, dirinya ingin mempertahankan dialog dengan Gerakan Perlawanan Islam (HAMAS) guna menyelesaikan perujukan serta mengakhiri pertikaian di dalam tubuh Palestina.
Penegasan Abbas itu dikeluarkan saat peresmian Dewan Revolusione, Partai Fatah —yang dipimpinnya, di Ramallah, Tepi Barat Sungai Jordan. “Dialog kami dengan HAMAS akan berlanjut sampai perujukan penuh dicapai,” katanya.
“Kesepakatan terakhir yang kami capai dengan HAMAS dilandasi atas dua masalah utama, pembentukan pemerintah persatuan dan penyelenggaraan pemilihan umum,” kata Abbas, sebagaimana diberitakan Xinhua, Ahad pagi, 19 Oktober 2014.
Abbas merujuk pada pembentukan pemerintah konsensus yang diambil sumpahnya pada Juni.
Ia menambahkan, Jerusalem Timur adalah prioritas utama pemimpin Palestina, dan mengungkapkan bahwa Kota Suci tersebut menghadapi serangan pemukim Yahudi untuk memecah kota itu dan mengosongkannya.
Ketika berbicara mengenai tindakan untuk pergi ke Dewan Keamanan PBB bagi diakhirinya pendudukan Israel mendirikan satu negara, Abbas mengatakan, “Kami pergi untuk memperoleh resolusi yang memberi kami hak untuk mendirikan negara kami di perbatasan 1967.”
Dalam kesempatan lain, seperti dilansir Antara, Komite Sentral Faksi Fatah menyeru pemerintah Inggris agar mengakui Negara Palestina Merdeka yang didirikan di wilayah yang diduduki Israel pada 1967.
Nabil Abu Rudeinah, Juru Bicara Komite tersebut, mengatakan di dalam satu siaran pers bahwa Palestina sangat menghargai pendirian Swedia dan keputusan Parlemen Inggris untuk mengakui Negara Palestina pada masa depan. (mam/onk)