Muktamar NU
Santri Minta Muktamirin Fokus Bahas Isu Keumatan

Ketua Umum DKN Gerbang Santri, Mukafi Makki (santrinews.com/hady)
Surabaya – Dewan Koordinasi Nasional (DKN) Gerakan Kebangkitan Santri (Gerbang Santri) berharap Muktamar Ke 33 Nahdlatul Ulama (NU) menjadi momentum bagi para kiai untuk menyatukan langkah dalam mengawal kepentingan umat, bangsa dan negara. Para peserta muktamar jangan hanya terjebak pada isu dukung mendukung antara kandidat.
“Muktamirin (peserta muktamar) harus fokus terhadap materi-materi muktamar dan pembahasan isu-isu kekinian, jangan terprovokasi pada isu saling mendukung,” kata Ketua Umum DKN Gerbang Santri, Mukafi Makki, di Surabaya, Senin, 27 Juli 2015.
Hal yang lebih penting, menurut Mukaffi, perhelatan akbar ormas terbesar ini harus dapat menghasilkan desain terbaik dan strategi bersama demi masa depan NU.
“Jangan terpengaruh atas propaganda pihak-pihak yang ingin mengadu domba. Ini demi kelancaran pelaksanaan muktamar dan marwah NU,” tegas mantan ketua umum PMII Jawa Timur.
Mukaffi yang saat ini juga menjadi salah satu ketua PB PMII ini menyatakan menolak segala bentuk black campaign antar pendukung kandidat Rais Aam Syuriah dan Ketua Umum Tanfidziah PBNU. Para kandidat dan pendukungnya harus menunjukkan sikap arif dalam menyikapi persaingan perebutan pimpinan tertinggi di ormas kaum sarungan ini.
“Jadi tidak perlu saling menyalahkan dan mencela apalagi menuduh satu sama lain, ciptakan rasa saling menghormati dan menghargai seperti yang dilakukan oleh para kiai terdahulu,” pungkasnya.
Sejauh ini telah muncul beberapa kandidat ketua umum PBNU, diantaranya KH Said Aqil Siradj (incumbent), KH Salahuddin Wahid, dan H As’ad Said Ali. Sedangkan Rais Aam PBNU yang digadang-gadang diantaranya KH Musthofa Bisri (Gus Mus), KH A Hasyim Muzadi, dan KH Muhammad Thalha Hasan.
Muktamar Ke 33 NU akan berlangsung pada 1-5 Agustus mendatang. Sesuai jadwal akan dibuka secara resmi oleh Presiden Joko Widodo, dan penutupan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. Pembukaan dan sidang pleno ditempatkan di Alun alun Jombang.
Sedangkan sidang komisi berlangsung di empat pondok pesantren, yakni Pesantren Tebuireng, Mambaul Ma’arif Denanyar, Bahrul Ulum Tambakberas, dan Darul Ulum Paterongan. (ahay)