Tersangka Teroris Paris Pernah Kunjungi Pesantren di Bandung

Jakarta – KH Imang Abdul Hamid, pemimpin Pondok Pesantren Al-Jawami, mengaku kaget mengetahui seorang tersangka penyerangan Paris pernah mendatangi dan bertemu langsung dengan dirinya. Ia mengaku tidak menyangka bahwa Frederick terlibat dalam serangan brutal itu.

“Tidak nyangka Frederick terlibat teror Paris. Dulu saya pikir dia aman-aman saja. Kalau tahu dia terlibat, tentu saya tolak memasuki pesantren,” kata Abdul Hamid, Rabu, 18 November 2015.

Abdul Hamid mengatakan kedatangan Frederick ke Al-Jawami hanya sebatas bertamu. Dia hanya ingin berkeliling pesantren-pesantren di Indonesia. “Tidak untuk menyumbang dana atau mengajar para santri,” ucapnya.

Abdul Hamid menambahkan, kedatangan Frederic ke Pesantren Al-Jawami tidak berarti para santri di pesantren itu terlibat kegiatan teror.

“Para santri diajarkan uswatun hasanah (berperilaku baik) dan menjadi muslim yang rahmatan lil alamin. Orang yang manfaat kepada semua, bukan orang yang berbuat kerusakan dan teror. Bahkan para santri Al-Jawami dilarang demo,” ujarnya.

Saat Frederick datang berkunjung, Abdul Hamid mengaku menyambutnya tanpa prasangka apa pun. “Sebagai muslim, saya harus menghormati tamu. Apalagi tamu dari jauh.” Abdul Hamid melihat saat itu Frederick adalah sosok yang family man. “Dia terlihat rukun dengan istri dan dua putrinya,” katanya.

Frederick memiliki nama lengkap Frederick C. Jean Salvi alias Ali. Pria berusia 41 tahun itu lahir di Pontarlier, Prancis. Ia dijadikan tersangka pelaku penyerangan di Paris beberapa waktu lalu. Menurut pengakuan Abdul Hamid, pada 2005, Frederick rutin mendatangi Pesantren Al-Jawami sebanyak empat kali.

Saat bertemu dengan Abdul Hamid, Frederick diantar seorang pria misterius. Pria itu hanya mengatakan Frederick adalah muslim Prancis yang ingin melihat pesantren-pesantren di Indonesia.

“Sampai sekarang saya tidak tahu nama pemuda itu. Dia datang tanpa memperkenalkan diri. Makanya saya kurang interested,” ucapnya. (us/Tempo)

Terkait

Nasional Lainnya

SantriNews Network