Pilkada 2020

Kriteria Sosok Calon Bupati Sumenep Versi PKB

Graha Gus Dur Kantor DPC PKB Sumenep (santrinews.com/istimewa)

Sumenep – Dewan Pimpinan Cabang Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Sumenep tidak memiliki kriteria khusus terkait figur calon bupati yang akan diusung pada Pemilihan Bupati (Pilbup) Sumenep 2020 mendatang.

“Yang penting dia punya komitmen untuk memberdayakan masyarakat,” kata Ketua Lembaga Pemenengan Pemilu (LPP) PKB Sumenep, KH Kamalil Ersyad AM, saat ditemui usai rapat internal di Graha Gus Dur Jalan Imam Bonjol No. 35 Pamolokan Sumenep, Selasa, 29 Oktober 2019.

DPC PKB Sumenep resmi membuka pendaftaran Bakal Calon Bupati (Bacabup) mulai Rabu hari ini, 30 Oktober hingga 15 Nopember 2019. Pendaftaran terbuka bagi semua kalangan, baik kader maupun non kader.

Baca juga: Didukung Para Kiai, Bendahara Ansor Sumenep Resmi Daftar Calon Legislatif

Sesuai perolehan kursi atau suara pada Pemilu 2019 lalu —sebanyak 10 kursi atau 20 persen suara— PKB bisa mengusung calon sendiri pada Pilbub Sumenep 2020 tanpa harus berkoalisi dengan partai lain.

Kendati tidak menyebut kriteria secara khusus, Kiai Ersyad menegaskan bahwa figur calon bupati yang akan diusung PKB harus memiliki kapasitas yang mumpuni dalam bidang birokrasi.

“Mumpuni dalam hal kebirokrasian, dan yang selanjutnya adalah pada pelayanan masyarakat yang muaranya adalah pemberdayaan masyarakat,” tegas mantan anggota DPRD Sumenep ini.

Baca juga: Lestarikan Tradisi Santri, PKB Sumenep Gelar Musabaqoh Kitab Kuning

PKB Sumenep, kata Kiai Ersyad, hanya menampung pendaftar dan melakukan seleksi administrasi. Sedangkan keputusan akhir menjadi wewenang DPP PKB.

“Seleksi selanjutnya dipasrahkan ke DPW dan DPP. Rekomendasi tergantung kepada DPP,” tukas wakil ketua Dewan Syuro DPC PKB Sumenep ini.

Hasil Survei Santri Politika
Pada pertengahan Juli 2019 lalu, Santri Politika, merilis hasil surveinya. Hasilnya ada 14 nama calon potensial pada Pilbup Sumenep 2020.

Mereka adalah Achmad Fauzi, KH Amiruddin Nahrawi, Achsanul Qosasi, Nyai Hj Dewi Khalifah, Fattah Yasin, Nyai Hj Nurfitriana Busyro Karim, KH Imam Hasyim, KH Ilyasi Siraj, KH Moh Unais Ali Hisyam, Malik Effendi, KH Muhammad Shalahuddin (Gus Mamak), Novi Sujatmiko, dan KH A Pandji Taufiq, dan Imam Idafi.

“Nama-nama ini sama-sama punya potensi dan kans kuat,” kata Peneliti Santri Politika, Moh Ridwan, Selasa, 16 Juli 2019.

Mereka berasal dari latarbelakang yang beragam, mulai dari politisi, pengusaha, birokrat, dan tokoh agama. Penyebutan nama-nama tersebut sesuai urutan abjad, bukan popularitas. (ari/hay)

Terkait

Politik Lainnya

SantriNews Network