Pilgub Jatim 2018

Pilgub Jatim, Panggung Pertarungan Gagasan Kader NU

Saifullah Yusuf alias Gus Ipul, dan Khofifah Indar Parawansa (santrinews.com/ist)

Jakarta – Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur 2018 hampir dipastikan akan diikuti dua pasangan calon. Yakni Saifullah Yusuf (Gus Ipul)-Abdullah Azwar Anas, dan Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak.

Baca: Pilgub Jatim, Pertarungan Sengit Khofifah dan Gus Ipul

Gus Ipul-Azwar Anas mengantongi dua surat rekomendasi, yakni dari PKB dan PDIP. Sedangkan Khofifah-Emil masih mendapat dukungan dari Golkar dan Demokrat. Sejumlah partai lain masih dalam penjajakan membentuk poros baru guna mengusung calon sendiri. Tapi kecil kemungkinan bisa terbentuk.

Menurut pengamat media dan politik Hersubeno Arief, majunya dua pasangan tersebut akan menjadi panggung pertarungan antara internal Nahdlatul Ulama (NU) dan PDIP. Khofifah tercatat sebagai Ketua Umum Muslimat NU, sementara sebelum memutuskan maju ke Pilgub Jatim, Emil Dardak adalah politisi PDIP.

Baca Juga: Khofifah Dinobatkan Sebagai Tokoh Inspirasi Muslimah Indonesia

“Saifullah-Azwar Anas vs Khofifah-Emil sesungguhya adalah pertarungan internal PKB (NU) dan PDIP. Saifullah seorang nahdliyin berdarah biru yang pernah menjadi kader PDIP dan kemudian balik kandang ke PKB. Azwar Anas juga nahdliyin yang menjadi kader PKB dan kemudian berganti baju merah dengan menjadi calon PDIP,” kata Hersubeno, Selasa, 28 Nopember 2017.

“Khofifah bahkan Ketua Umum Muslimat organisasi sayap perempuan NU dan menjadi kader PKB. Emil Dardak adalah bupati yang diusung oleh PDIP. Sementara Soekarwo yang kini mendukung Khofifah, adalah aktivis GMNI yang secara tradisional berafiliasi dengan PDIP (PNI),” jelas dia.

Baca Juga: Gus Ipul-Anas, Pasangan Merah Putih untuk Indonesia

Hersibeno meyakini, pertempuran antara “kubu hijau” dan “merah” yang bertukar pasangan ini dipastikan akan membuat dukungan di kedua kubu terbelah. “Perpecahan yang sangat nyata terjadi di kubu NU,” katanya.

Posisinya sebagai Ketua Muslimat NU, Khofifah mendapat dukungan penuh dari hampir pengurus dan kader Muslimat NU, kalangan nahdliyin, para kiai dan nyai atau tokoh perempuan.

“Kita uji, ini pertarungan gagasan, siapa yang miliki gagasan paling original tentang Jawa Timur,” kata mantan ketua umum Pengurus Koordinator Cabang PMII Jatim, Fairouz Huda. (us/ok)

Terkait

Politik Lainnya

SantriNews Network