Pilwali Surabaya
Lawan Politik Merasa Terancam, PKB Surabaya Difitnah

Ketua DPC PKB Surabaya H Syamsul Arifin (dua dari kiri) saat memberikan arahan-arahan dalam acara Turba dan Buka Bersama (santrinews.com/dok)
Surabaya – Jadwal Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya kian mendekat. Persaingan menduduki kursi nomor satu di Surabaya tersebut mulai memanas. Bahkan langkah tidak sehat mulai digelindingkan. Salah satu korbanya adalah Dewan Pengurus Cabang (DPC) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Surabaya.
Ketua DPC PKB Surabaya H Syamsul Arifin mengaku, sebagai motor penggerak koalisi Majapahit, PKB mulai diserang dan difitnah oleh lawan-lawan politik yang merasa terancam dengan kerja nyata partai kaum nahdliyin ini.
Untuk mematikan langkah PKB tersebut, digulirkan isu dan kabar tidak benar bahwa PKB telah menerima mahar 5 miliar rupiah untuk kepentingan bergabung dengan Koalisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan).
“Belum pernah sekalipun saya berbicara mahar, transaksi di manapun, kapanpun. Pilwali merupakan perhelatan besar. Harus bersih dari praktik kolutif dan tidak sehat, karena ini berkaitan langsung dengan nasib dan arah pembangunan kota Surabaya,” ujarnya di Surabaya, Jumat, 10 Juli 2015.
Syamsul menegaskan bahwa isu mahar politik untuk bergabung dengan PDI itu fitnah yang keji. “Saya tegaskan bahwa itu fitnah yang keji. Sama sekali tidak benar dan sangat menyesatkan. Kami telah dipojokan oleh orang-orang yang ingin merusak citra baik PKB selama ini,” tegasnya.
Syamsul membantah pernyataan Ketua DPC PDIP Surabaya Whisnu Sakti Buana bahwa saat ini sudah ada empat parpol yang siap berkoalisi dengan PDIP, yang salah satunya PKB. Menurut Syamsul, sejauh ini belum ada petunjuk dari Dewan Perwakilan Wilayah (DPW) PKB dan Dewan Pengurus Pusat (DPP) PKB terkait koalisi dengan PDIP.
“Sama sekali saya belum mendapat petunjuk ke arah sana. Tapi saya tidak tahu kalau pak Whisnu dapat bisikan dari orang non-struktur DPC PKB Surabaya,” katanya. (ubaid/jaz)