IPNU Surabaya Bedah Buku Jihad NU Lawan Korupsi

Editor buku “Jihad Nahdlatul Ulama Melawan Korupsi†Dr Marzuki Wahid, MA (berdiri) pada acara bedah buku di Kantor PCNU Surabaya (santrinews.com/ist)
Surabaya – Dalam rangka memperingati Hari Anti Korupsi Internasional (HAKI) yang jatuh pada setiap 9 Desember, IPNU Kota Surabaya menggelar diskusi dan bedah buku berjudul “Jihad Nahdlatul Ulama Melawan Korupsi”.
Diskusi dan dimoderatori oleh Robbah Munjidin Ahmada yang merupakan kader PKPT IPNU UIN Sunan Ampel Surabaya itu beralangsung di Aula Gedung Hoofd Bestuur Nahdlatul Ulama yang kini menjadi kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Surabaya, Ahad pagi, 11 Desember 2016.
Hadir dalam diskusi tersebut sebagai narasumber Dr Marzuki Wahid, MA. selaku editor buku tersebut dan juga Pdt. Simon Filantropha selaku perwakilan dari Persekutuan Gereja Indonesia (PGI) Jawa Timur. Hadir pula perwakilan dari Pemerintah kota Surabaya, yang dalam hal ini diwakili oleh Soepomo dan perwakilan Pengurus Cabang NU Kota Surabaya, Drs H Muchit Syarief.
Dalam sambutannya Agus Setiawan Ketua PC IPNU Surabaya menuturkan bahwa acara ini merupakan suatu wujud kesadaran dan kepedulian PC IPNU Kota Surabaya untuk turut serta melawan korupsi yang sampai saat ini masih marak dan sulit diberantas, Melawan korupsi bukan hanya tugas KPK tapi juga tanggung jawab bersama terlebih generasi muda.
“Tujuan kegiatan ini selain untuk memberi pemahaman dan wawasan bagi generasi muda tentang korupsi baik dari segi hukum yang berlaku di Negara ini maupun hukum islam, juga harus menjadi komitmen dalam diri untuk melawannya karena melawan korupsi termasuk jihad yang harus benar benar ditegakkan, karena korupsi merupakan wujud riil penistaan terhadap agama“Jelasnya.
Berkenaan dengan diskusi ini, dalam sambutannya, Soepomo menyebut bahwa korupsi adalah musuh bersama. “Kita bisa saja tidak melakukan korupsi sebab tidak da kesempatan, namun apsbila ada kesempatan, tidak ada yang bisa menjamin kita melakukan tindakan korupsi,” tandasnya.
H Muchit Syarief memberikan sambutan dan membuka diskusi tersebut mewakili Ketua PCNU Kota Surabaya yang berhalangan hadir. Dalam sambutannya tersebut, H Muchit memperingatkan agar kader IPNU Kota Surabaya tidak terpesona dengan tindakan korupsi dan menghimbau untuk membekali diri dengan ilmu agama.
“NU sangat responsif dalam hal pemberantasan Korupsi, itu tercemin dalam serangkaian keputusan Muktamar maupun Munas yang telah lalu terjadi di NU,” tandas Muzakki yang juga Sekretaris PP Lakpesdam tersebut.
Dia berharap agar para pemuda yang ada di lingkungan NU membuat gerakan untuk mengawal keputusan-keputusan yang dihasilkan oleh Muktamar dan Munas NU tersebut.
Lain halnya dengan Pdt. Simon. Dia menuturkan bahwa orang yang melakukan korupsi bukanlah orang yang miskin, sebab yang melakukan korupsi merupakan orang yang berkecukupan bahkan bisa dibilang kaya. Dalam akhir mennyampaikan materi, Pdt SImon yang juga petinggi Gusdurian Jawa Timur ini mengutip pendapat Yenni Wahid bahwa yang merusak bangsa Indonesia bukanlah perbedaan, tetapi moral yang bejat dan juga Korupsi. (rus/onk)