KPK-Uninus Bandung Bersepakat Jihad Melawan Korupsi

Bandung – Universitas Islam Nusantara (Uninus) Bandung menyelenggarakan Studium General bertema “Peran Serta Masyarakat Kampus Guna Membangun Pendidikan Berintegritas dalam Jihad Pemberantasan Korupsi di Indonesia”.

Acara berlangsung di Auditorium Uninus, Jalan Soekarno-Hatta No 530, Kota Bandung, Kamis, 25 Nopember 2021.

Studium general tersebut menghadirkan narasumber Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (KPK RI) Nurul Ghufron.

Rektor Uninus Engkus Kuswarno saat membuka kegiatan mengatakan, kegiatan tersebut merupakan acara awal dari peringatan milad Uninus yang ke-62 (30 November 1959-30 November 2021).

Menurut rektor, studium general tersebut karena Uninus menyadari bahwa korupsi adalah kejahatan luar biasa. Maka untuk memeranginya diperlukan upaya yang luar biasa pula.

“Oleh karena itu acara ini merupakan wujud ikhtiar kami, Uninus, dalam memerangi korupsi serta upaya untuk dapat melahirkan pemimpin-pemimpin masa depan yang bersih dari korupsi serta amanah dalam menjalankan tugasnya kelak,” katanya.

Rektor menambahkan, membangun zona integritas dalam mewujudkan pendidikan antikorupsi yang nanti akan menjadi contoh bagi anak bangsa bahwa perguruan tinggi bebas dari korupsi dengan budaya antikorupsi serta tata kelola yang bersih dan melayani.

Tentu, lanjutnya, untuk dapat mendidikan anak-anak bangsa menjadi pemimpin yang bersih dari korupsi, perguruan tinggi harus terlebih dahulu mampu menjadi contoh yang baik.

“Dengan komitmen ini pun kami berharap hadirnya energi baru dalam meningkatkan tata kelola yang efisien, inovatif, dan membangun zona-zona integritas di lingkungan Uninus,” jelasnya.

Uninus akan selalu berupaya untuk dapat melahirkan lulusan-lulusan yang beritegritas yang dapat mengaplikasikan 9 nilai antikorupsi, yakni jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggung jawab, adil, berani, sederhana, dan kerja keras.

“Oleh karena itu, Uninus berbahagia atas kehadiran Nurul Ghufron yang hadir mendampingi kami kami dan menjadi wujud sinergitas paripurna dalam memastikan penyelenggaraan pendidikan antikorupsi di kampus Uninus,” ujarnya.

Sementara, Nurul Ghufron mengatakan, kehadiran KPK RI ke Uninus turut serta dalam merayakan milad Uninus. Ia berharap dengan peringatan milad ini, Uninus semakin jaya menebarkan manfaat untuk Indonesia.

Ghufron mengajak bersatu di jalan Allah dalam memerangi korupsi. “Di jalan Allah saat ini apa? Jalan Allah di zaman Pangeran Diponegoro adalah menentang Kompeni, menentang Belanda. Di zaman KH Hasyim Asy’ari melawan Inggris. Saat ini adalah saatnya resolusi melawan korupsi,” tegas pria kelahiran Sumenep ini.

KPK saat ini, lanjut mantan Dekan Fakultas Hukum Unej ini, sudah menangkap ratusan koruptor, bahkan seribu orang lebih. Namun, pengganti koruptor itu jumlahnya berjuta-juta orang.

Untuk menjelaskan itu, Ghufron mengatakan bahwa pilkada yang diselenggarakan di seluruh daerah Indonesia itu pada intinya mengharapkan lahirnya kepemimpinan yang demokratis, pemimpin yang memikirkan rakyat, tapi pada kenyataannya yang terpilih justru pemimpin yang memikirkan dirinya sendiri.

“Jadi, ditangkapi seratus, tumbuh seribu, tumbuh sejuta yang akan menggantikan, motifnya sama ingin kemudian duduk dengan perilaku yang korup,” katanya.

KPK menunjukkan bukti di satu daerah di Jawa Barat ada yang hatrick atau 3 kali bupati dan dua penggantinya berturut-turut tertangkap KPK. Di daerah lain, ketika bupatinya tertangkap korupsi, kemudian istrinya mencalonkan diri, dan anehnya terpilih atau menang, anaknya mencalonkan diri jadi bupati juga menang.

“Ini apa maknanya? Kita semua sakit, kok bisa koruptor, keluarga koruptor, menang. Ini maknanya apa? Proses demokrasi yang diharapkan tidak berjalan sebagaimana mestinya,” katanya heran.

Padahal, kata dia mekanisme untuk mencegah korupsi dalam sistem Indonesia tidak memperbolehkannya otoritarian.

Sehingga ada presiden, ada DPR, ada BPK, ada MA. Di daerah ada bupati, ada DPRD. Sistem itu bertujuan agar dalam menentukan kebijakan harus melalui perencanaan secara besama.

Kemudian melalui check and balance, penyelenggaraan pemerintahan harus transparan, partisipatif, supaya dalam membuat UU masyarakat bisa memberi masukan.

“Ini pun tidak cukup. Oleh karena itu, KPK saat ini melaksanakan pendidikan untuk masyarakat. Kalau penindakan agar pelakunya jera, masyarakat yang tahu, menjadi takut, tapi ternyata tidak takut. Dibuat sistem, harapannya dulu korupsinya sendiri, sekarang malah berjamaah,” paprnya.

“Yang mestinya mengawasi, yang mestinya mengawal; DPR itu mengawal, BPK mengawasi; tapi kemudian pengawasnya diajak, lalu masuk ke masalah hukum, polisi dan jaksanya diajak. Jadi kejahatan berjamaah,” lanjutnya.

Oleh karena, sambungnya, KPK mengajak seluruh kalangan para dai, para kiai, pastur, pendeta, perguruan tinggi untuk sama-sama melakukan pencegahan korupsi.

Kegiatan tersebut merupakan bagian dari rangkaian Tasyakur Milad Ke-62 tahun UNINUS sebagai perguruan tinggi yang berbasis niai Ahlussunah wal jamaah, Nahdlatul Ulama.

UNINUS terus berbenah. Baik secara internal maupun eksternal untuk mendukung program Indonesia maju di segala bidang. Termasuk dalam membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang berintegritas, sekaligus memiliki kompetensi, lebih inovatif dan kuat daya adaptasinya,” tutur Gus Hasan, sebagai Ketua Yayasan Pembina UNINUS Bandung sebelumnya.

Uninus langsung merespons cepat MOU KPK RI-LLDIKTI-4, sehingga menjadi Kampus pertama yang langsung menyertakan civitas akademika untuk meneguhkan Kampus yang berintegritas sehingga mendapat amanah dan kepercayaan masyarakat.

Gus Hasan menambahkan, UNINUS sebagai Kampus yang terbuka dan milik bangsa, berkomitmen memperkuat masyarakat yang berintegritas dan berkarakter Aswaja untuk sebesar-besarnya bagi kemaslahatan agama, bangsa, dan negara.

“Kami siap berkolaborasi dan bersinergi dengan semua pihak, menyiapkan sumber daya dan generasi emas menuju 2045, secara khusus, juga menyongsong 1 Abad khidmat Nahdlatul Ulama. Kami mohon doa, dan terbuka menerima saran dan kritik dari semua pihak untuk kemaslahatan bersama,” papar Gus Hasan.

Pada studium general tersebut, hadir secara luring Ketua Pengurus Yayasan Uninus KH Hasan Nuri Hidayatullah, Wakil Ketua Ediana Syamsuddin, Ketua Badan Pengurus Harian Yayasan Pembina Uninus Hj Ulfiah, turut hadir tamu undangan Assoc. Munawar Fuad Noeh, (IKAL Lemhannas RI), Roziqin (Baznas Kota Bandung), para warek, dekan, dan mahasiswa.

Tak kurang dari 850 Peserta turut hadir secara daring melalui aplikasi Zoom. (yan/red)

Terkait

Nasional Lainnya

SantriNews Network