Jihad NU Melawan AIDS

Wakil Ketua Umum PBNU H As'as Said Ali (kanan) dalam acara Sosialisasi HIV AIDS (jaringnews/santrinews.com)
Jepara – Penyakit AIDS yang disebabkan kuman HIV (human immuno deficiency virus), menimbulkan masalah sosial dan kemanusiaan. Karena itu, dalam fiqh dikategorikan sebagai dlarar’am (bahaya umum). Penderitanya bukan hanya mereka yang secara syar’i tindakannya salah, tapi juga sudah menjangkit di kalangan ibu rumah tangga dan anak-anak.
Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua PBNU H As’ad Said Ali dalam acara Sosialisasi HIV AIDS di hadapan jajaran pengurus dan kader NU, di Kantor PCNU Kabupaten Jepara, Ahad pagi, 6 Oktober.
“Mengingat di masyarakat ada individu yang mampu menjaga kesehatan dan tidak, maka masyarakat termasuk jam’iyyah NU secara kolektif berkewajiban mengingatkan dan menjaga warganya dari HIV dan AIDS,” kata As’ad Said Ali.
Negara dengan instrumen kekuasaan yang dimiliki, lanjut As’ad Said Ali, harus mampu menyelesaikan problem HIV AIDS. Belakangan ini, di Indonesia terjadi percepatan penularan dan menempatkan Indonesia di posisi puncak dalam hal laju transmisi infeksi HIV di Asia.
“Pemerintah (harus) merespon kondisi tersebut dengan membuat kebijkan tentang pemakaian alat kontrasepsi, karena penularan HIV terbesar melalui hubungan seksual,” terangnya.
“Sayangnya oleh sebagian orang disalahpahami sebagai upaya melegalkan prostitusi dan perzinahan,” imbuhnya.
Bupati Kabupaten Jepara Ahmad Marzuqi yang turut hadir dalam kesempatan itu menyampaikan, saat ini di Kabupaten Jepara masuk peringkat lima besar kabupaten dan kota di Jawa Tengah dengan kasus HIV/AIDS tertinggi.
“Walaupun kondisi di Jepara kondusif, tapi ada hal-hal yang memprihatinkan. Di Jawa Tengah, Jepara urutan ke lima kabupaten/kota dengan kasus AIDS tertinggi,” kata Marzuqi.
“Memandang HIV AIDS sama seperti memandang gunung es,” imbuhnya.
Marzuqi, seperti dilansir Jaringnews.com, menambahkan, penderita HIV AIDS di Kabupaten Jepara tertinggi ditempati ibu-ibu rumah tangga. Ini disebabkan penularan dari suami yang bekerja ke luar kota.
“Keprihatinan kami kepada ibu-ibu rumah tangga dan anak-anak yang dilahirkan orang terjangkit HIV AIDS, dimana virus tersebut terbesar penyebabnya dari hubungan yang tidak “halal”. Kenapa ibu rumah tangga, karena penularan dari suami yang boro,” tandas Marzuqi, prihatin. (ahay)