PKB Lanjutkan Komitmen Ketauhidan dan Kemanusiaan Gus Dur
Ketua Umum DPP PKB H A Muhaimin Iskandar bersama tokoh lintas agama pada acara Tahlil dan Manaqib Gus Dur, di Kantor DPP PKB Jakarta, Selasa, 27 Desember 2016 (santrinews.com/ist)
Jakarta – Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menggelar “Tahlil dan Manaqib Gus Dur” dalam rangka memperingati Haul Gus Dur ke-7, di Graha Gus Dur Kantor DPP PKB, Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat, Selasa, 27 Desember 2016.
Ketua Umum DPP PKB, HA Muhaimin Iskandar mengatakan acara itu diberi judul Manaqib Gus Dur yang artinya membaca perjalanan sejarah cucu pendiri NU KH Hasyim Asyari itu untuk diteladani.
“Manaqib itu membaca sejarah, sejarah Gus Dur,” kata Cak Imin – panggilan Muhaimin dalam sambutannya.
Menurut Cak Imin, hal yang bisa diteladani dari Gus Dur adalah dalam hal ketauhidan, kemanusian, keadilan, kebersamaan, silaturahim, dan perdamaian.
Ketauhidan atau keimanan Gus Dur, menurut Cak Imin, sudah sedemikian tinggi sehingga persoalan di dunia tidak ada yang benar-benar membuatnya merasa senang atau susah. Bahkan Gus Dur tak merasa kehilangan ketika dilengserkan dari jabatan presiden.
Sedangkan komitmen Gus Dur terhadap kemanusiaan, keadilan, kebersamaan, silaturahim, dan perdamaian tidak perlu diragukan lagi.
“Semoga kita terus dapat berjuang meneladani dan melanjutkan cita-cita beliau,” kata Muhaimin.
Haul Gus Dur yang diselingi kegiatan tahlil tersebut, dilakukan untuk “Žmengingatkan kembali kontribusi dan perjuangan Gus Dur. Salah satunya kontribusi Gus Dur dalam menjaga keragaman dan perbedaan.
Haul ini dihadiri sejumlah tokoh dan aktivis yang pernah dekat dan mengagumi pribadi Gus Dur semasa hidupnya. Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menyebutkan, manaqib diartikan membaca sejarah kembali.
“Manaqib itu membaca sejarah, sejarah Gus Dur,” kata Ketua Umum DPP PKB, A Muhaimin Iskandar dalam sambutannya.
Hadir sejumlah tokoh antara lain“Ž Sekjen PKB, Abdul Kadir Karding, mantan Menko Kemaritiman Rizal Ramli, mantan Wakil Ketua Umum PBNU H As’ad Said Ali, Bupati Tegal yang juga dalang Ki Entus Susmono, aktivis perempuan Nursyahbani Katjasungkana, sejumlah fraksi PKB DPR/MPR serta tokoh lintas agama. (us/onk)