Budayawan: Hanya Pesantren Pertahankan Bahasa Madura

Bangkalan – Budayawan dan pemerhati bahasa Madura, Moh Hasan Sasra mengaku prihatin dengan anak muda di Pulau Madura yang sudah jarang menggunakan bahasa Madura saat berkomunikasi di rumah maupun di sekolah.

Menurutnya pelestarian budaya merupakan watak dan tabiat masyarakat Madura. Sayang perkembangan zaman membuat Bahasa Madura semakin ditinggalkan. Bahasa Madura seharusnya tetap diajarkan terutama sejak dini.

Para orang tua lebih memilih mengajarkan anak-anaknya dengan bahasa daerah lain atau Bahasa Indonesia.

“Hampir di seluruh Kabupaten di Madura kondisi bahasa Madura sudah sangat memprihatinkan. meresahkan minimnya perhatian,” kata Hasan, di Bangkalan, Sabtu 25 April 2015.

Hasan menilai, dewasa ini hanya pesantren yang masih mempertahankan Bahasa Madura dalam berkomunikasi sehari-hari.

“Masih untung di pesantren digunakan dengan baik. Di sana santri diajarkan menggunakan Bahasa Madura, khususnya bahasa halus ketika berbicara dengan senior, guru, atau kepada orang yang dihormati lainnya,” ungkapnya.

Menurut Hasan, minimnya perhatian masyarakat terutama di kalangan anak muda terhada Bahasa Madura diantaranya disebabkan kurangnya pelajaran dan penerapan Bahasa Madura di sekolah-sekolah. Meski masuk dalam muatan mata pelajaran lokal, Bahasa Madura tidak diajarkan dengan baik.

“Pemerintah tidak begitu serius dalam mengembangkan Budaya dan Bahasa Madura. Mereka hanya memandang sebelah mata saja,” ujarnya.

Dia pun berharap pemerintah, khusunya Dinas Pendidikan Nasional serta Dinas Pemuda Olahraga, dan Pariwisata agar memberikan perhatian serta menjaga keberlangsungan Bahasa Madura,” pungkasnya. (hay)

Terkait

Daerah Lainnya

SantriNews Network