ISNU: Dakwah FPI Harus Disesuaikan Budaya Indonesia

Jakarta – Ketua Umum Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU), Ali Masykur Musa menyayangkan terjadinya perisitiwa bentrokan antara Front Pembela Islam (FPI) dengan aparat keamanan saat berunjuk rasa menentang pelantikan Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta beberapa waktu lalu.

Ormas pimpinan Rizieq Shihab ini pun diminta mengkaji lagi cara-cara berdakwah agar sesuai dengan adat dan budaya yang telah berkembang di Indonesia.

FPI dalam konteks berdakwah seharusnya disesuaikan dengan kultur dan tata budaya Indonesia. Karena berdakwah itu tidak harus dengan cara kekerasan,” ujar Ali Masykur Musa di Istana Negara, Jakarta, Senin, 13 Oktober 2014.

Kendati begitu, seperti dilansir Liputan6, dia menilai pembubaran FPI bukan satu-satunya jalan untuk menumpas tindak kekerasan dan premanisme yang kian berkembang di Indonesia.

“Negara ini negara yang berdasarkan hukum. Dengan demikian, yang terpenting itu bukan membubarkan atau tidak. Tapi organisasi manapun, termasuk FPI harus tunduk pada hukum yang ada,” katanya.

Pada kesempatan itu, mantan ketua umum PB PMII ini juga menekankan pentingnya peran aparat keamanan dalam penegakan hukum di Indonesia.

“Inilah peranan dari aparat keamanan untuk menegakkan hukum di negeri ini. Kalau memang ada vandalisme, ya tentu harus dilakukan tindakan pada organisasi manapun, termasuk FPI,” tandasnya. (jaz/onk)

Terkait

Nasional Lainnya

SantriNews Network