Pasca Pilpres 2014

Ansor Jatim Dukung Langkah NU Inisiasi Islah Nasional

Wakil Ketua Ansor Jatim, Abdus Salam (dok/santrinews.com)

Surabaya – Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Jawa Timur mendukung wacana islah (rekonsiliasi) nasional oleh Nahdlatul Ulama (NU) pasca penghitungan dan penetapan resmi pemenang pemilu presiden oleh KPU pada 22 Juli 2014 nanti.

Wakil Ketua Ansor Jatim, Abdus Salam mengatakan, langkah rekonsiliasi penting digagas guna menghindari konflik antartokoh, terutama yang terlibat langsung dalam tim pemenangan di masing-masing dua pasangan calon presiden.

“Kami sangat mendukung upaya NU untuk melakukan rekonsiliasi nasional pascapilpres,” kata Abdus Salam, saat ditemui di sekretariat Ansor Jatim, Jalan Gayung Sari, Surabaya, Sabtu, 19 Juli 2014.

Wacana islah nasional dilontarkan Ketua Tanfidziyah PWNU Jatim KH M Hasan Mutawakkil Alallah, saat menyambut silaturrahim calon presiden nomor urut 1 Prabowo Subianto di kantor PWNU Jatim, Jalan Masjid Al Akbar Timur 9 Surabaya, pada Rabu, 16 Juli 2014.

Baik kepada pasangan Prabowo-Hatta maupun Jokowi-Jusuf Kalla, Kiai Mutawakkil meminta agar tak jumawa jika menang. Begitu juga sebaliknya harus legawa bila kalah.

Dengan islah nasional, sambung Abdus Salam, perpecahan antartokoh saat pemilu presiden tahun 2004 dan tahun 2009 tidak terulang kembali pada pemilu presiden 2014 kali ini.

“Jangan sampai seperti pilpres 2004 dan 2009, Mega) (Megawati Soekarnoputri) dan SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) tetap tak akur,” tandasnya. Sebab, menurut dia, perpecahan antartokoh bisa merambat hingga di tataran bawah, terutama para pendukung.

Pemilu presiden 2014 kali ini, menurut Salam, adalah momentum bagi Jokowi maupun Prabowo, juga tokoh pendukung keduanya, untuk menunjukkan sikap kenegarawanan.

Dengan demikian, tensi persaingan cukup menegangkan selama masa kampanye pemilu presiden harus diakhiri pasca pengumuman hasil suara resmi oleh KPU. “Sikap kenegarawanan itu salah satunya menerima kekalahan demi keutuhan bangsa dan negara,” tandasnya.

Bagaimana pun, Salam menilai, Prabowo dan Jokowi adalah putra terbaik bangsa yang harus memberikan contoh berdemokrasi yang baik kepada rakyat.

Karena itu, lanjut Salam, Ansor Jatim berharap rencana pengerahan ribuan massa pendukung Prabowo ke kantor KPU Pusat pada 22 Juli 2014 mendatang agar diurungkan.

“Ansor Jatim berharap pengerahan massa di kantor penyelenggara pemilu tidak dilakukan,” ujar alumnus Universitas Merdeka Malang itu.

Pemilu presiden 2014 kali ini diikuti dua pasangan calon, yakni Prabowo Subinato-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Persaingan antardua pasangan ini begitu sengit, baik saat masa kampanye maupun saat proses rekapitulasi suara tengah berlangsung di tingkat KPU kabupaten dan provinsi. Bahkan, tensi semakin tinggi menjelang rekapitulasi suara tingkat nasional oleh KPU Pusat pada 22 Juli nanti. (ahay)

Terkait

Daerah Lainnya

SantriNews Network